Saturday, February 5, 2011

Fiction : Melody yang tak terganti...

"aku lagi patah hati" kataku menolak ajakan temanku pergi ke danau selatar. Dia minta ditemani main gitar disana, karena di tempat kos nya tak di izinkan main gitar, berisik kata ibu kos nya.
"mungkin disana kau tak patah hati lagi" matanya memandangku serius. Membuatku yang lagi sedih jagi ingin ketawa.
"kau tuh gila ya, patah hati mana mungjin hilang secepat itu. Aku sama dia kan sudah hampir setahun. Ingat kan waktu aku pertama jadian sama dia?" aku merenung tersenyum, membayangkan saat pertama kali dia nembak aku jadi pacarnya. So sweet... biarpun awalnya perasaanku tidak sepenuhnya kepadanya.
"tentu ingat. Kau bilang ribuan kali. Sudah jangan menangis, cepat siap-siap"
oh rupanya aku menangis..
"tapi Aku tak mau.. gak mood"
"duh banyak alasan nona satu ini. Sudah cepat nanti kutraktir nonton" Aku pun bergegas sambil setengah menggerutu. Terus terang bukan tawaran traktiran nontonnya yang aku inginkan. Tapi karena tak tega sekaligus risih karena dia tidak pergi-pergi, walaupun aku tau tujuannya disini adalah untuk menghiburku.




Selatar reservoir. Sepi dan tenang. Menyesal aku tadi bersikeras menolak. Tapi aku memang sedang sedih, rasanya ingin sendiri, bebas menangis dan menumpahkan segala kesedihan. Tapi mahluk satu ini berkeras mengajakku.
"sini duduk" aku menuruti, duduk di salah satu kursi taman di pinggiran danau lalu memandang lepas ke danau yang luas.
"agak Mendung hari ini, tapi aku suka" kataku pada diri sendiri. Seperti hatiku yang mendung, lanjutku dalam hati.
"ya, tapi mendung atau panas danau ini tetap indah dan tenang" katanya sambil mengeluarkan gitar.
Aku menatapnya..
"kenapa?" Katanya tersenyum saat melihatku memperhatikannya. Namun aku toh tidak salah tingkah, aku sudah terbiasa dengannya. Dia selalu ada.
"mau nyanyi lagu apa?" kataku sambil menyandarkan punggungku lebih tegak lagi ke sandaran bangku kayu yang aku duduki. Bersiap mendengarkan saat dia mulai memetik gitarnya. Lagu yang sangat kukenal, membuatku tersenyum..
Dia pun menyanyi.

saying i love you.. is not the words i want to hear from you..

its not that i want you.. Not to say but if you only knew...

lagu itu, mengingatkaku pada..  kita. Aku dan sosok didepanku ini.ia terus memetik gitarnya dan bernyanyi, tapi matanya..
....................

what Would you do.. If my heart has torn in two..

matanya menatapku.
more Than words to show you feel..

wajahnya semakin dekat, dan matanya menatapku lekat. Dalam.. Tapi bukankah ia selalu seperti ini? Tapi mengapa wajahku memanas..

that Your love for me is real..
love?
what would you say..

Aku mengalihkan wajahku, tak ingin membuatnya lebih memanas. Aku takut dia melihat mukaku yang memerah. Takut ia mengenali, masa lalu yang kembali.. Tapi lagu ini, membawa kenanganku kembali..

Dua tahun lalu aku bertemu kamu, dan sejak saat itu kamu selalu ada disitu. Kita banyak menghabiskan waktu berdua. Kau selalu menyanyikan lagu-lagu itu, yang walaupun aku tak suka namun saat kau menyanyikannya selalu terdengar merdu ditelingaku. Senyummu yang menggoda saat kau melantunkan lagu-lagu itu, dan tatapan matamu yang seperti ingin membaca isi hatiku, membuat wajahku memanas.

Kau selalu ada disana. Membuatku akhirnya jatuh cinta padamu. Kamu memang selalu ada untukku, namun aku tetap menanti kata cinta keluar dar bibirmu. Namun itu tidak pernah terjadi, kau juga tak pernah memintaku menjadi pacarmu. Kutunggu sampai setahun, kau tetap sama. Selalu disitu, melewati momen-momen indah. Momen-momen yang tepat untuk mengatakan kau ingin aku jadi pacarmu. Namun kamu hanya melantunkan lagu- lagu cinta dari bibirmu. Kata yang kutunggu tak pernah terucap. Setahun berlalu, aku pun lelah. Akhirnya aku berpacaran dengan orang lain.

Awalnya ingin melihat reaksimu, namun kamu tetap sama. Gak kelihatan sedikit cemburu pun. Sungguh bodoh aku ini, karena menunggu setahun lamanya, berharap bisa memilikimu. Akhirnya aku memutuskan untuk memfokuskan diri pada pacarku, karena aku pada akhirnya memberikan hatiku padanya. Aku mencintainya pada akhirnya, dan itu merupakan kenangan yang indah. aku selalu berharap untuk dincintai seperti itu. namun aku berharap pacarku itu bisa mencintai satu wanita saja.
ah.. sudahlah..

Namun aku ingat kamu tetap ada disitu, kapanpun aku mencarimu, membutuhkanmu, kamu selalu ada. Dan saat aku berkeluh kesah tentang kuliah, tentang pacarku, kamu hanya menggodaku lewat lagu-lagu mu itu. Dasar gila, pikirku. Pada akhirnya toh aku terbiasa dengan senyuman menggodamu, dengan lagu-lagu cintamu. Tak lagi salah tingkah lagi saat kau menatapku. Wajahku tak lagi memanas. Saat kau menggodaku aku balik menggodamu, ikut nyanyi denganmu dengan suara yang out of tune. Hehehe..

Tapi sekarang...entah kenapa aku salah tingkah lagi. Tiba-tiba..
"Aku mencintaimu"
Reflek aku berpaling kepadanya, mencari matanya. Namun ia tak melihat ke arahku. Ia melihat ke tepi danau itu.
"kau Ini ngomomg sama aku atau sama danau" kata ku menggodanya.
"tentu saja sama kamu" katanya, kini ia memperhatikan senar-senar gitarnya.
"atau sama senar gitar?" kini aku tak bisa menahan tawa melihatnya salah tingkah. Kulihat kupingnya memerah, keringat mulai bermunculan di dahinya. Rasain.

"kamu " katanya. Matanya melirikku sekilas. Aku melihatnya dengan pandangan geli.
"sejak kapan?" kataku mengikuti arah pandangannya, melihat danau menggeliat kecil.
"sejak pertama aku melihatmu, dan bertambah suka saat aku mengenalmu" dia menunduk
"kenapa baru sekarang?" kataku sambil tersenyum-senyum.
"aku tak pernah berani mengatakannya langsung, makanya aku menyampaikan lewat lagu-lagu yang kunyanyikan"
"lalu kenapa sekarang berani"
"karena aku nggak mau kehilangan kamu lagi. Sakit rasanya ngeliat kamu jalan sama cowok lain. Dan thanks God karena Tuhan udah kabulin doa aku, biar kamu putus sama cowokmu itu. Toh aku juga tau kau mencintaiku" pernyataan polosnya membuatku terbahak.  
"kau gila"
"biarin,kau bikin aku gila"

then you wouldnt have to say..
That you love me..
Coz i alredy knew

*Singapore 5 Februari 2011


Published with Blogger-droid v1.6.5

No comments:

Post a Comment