Tuesday, May 5, 2009

Fiction : Bidadari Jatuh Cinta

*theme song : Tak Ada Logika (Agnes Monica)
Lembayung senja warna warni terkubur dalam kelam. Seorang bidadari cantik termenung di atas dahan yang berayun pelan. Sayapnya yang mungil kali tak mengembang. Matanya mengawasi jalanan di bawahnya, mengamati satu persatu orang yang berjalan. Matanya yang berwarna perak melebar ketika ia menemukan sosok yang dicarinya. Senyumnya perlahan mengembang seiring sayap mungilnya meregang indah.
"Aku suka.. aku suka" katanya lalu melayang indah mengikuti sesosok manusia itu. Sudah lama bidadari cantik itu memperhatikan sosok yang selalu melintas di bawah pohon tempatnya bermain dalam dunia manusia. Dan semakin lama ia melihat, mendengar sosok manusia itu, ia semakin jatuh cinta. Dan rasanya kini tak tertahankan lagi, ia menginginkannya.
"Kalita, aku ingin menjadi manusia" bidadari cantik itu memberitahu seorang penyihir di dunianya.
"Kau terlalu banyak bermain-main di dunia manusia" Kalita terkekeh.
"Pasti kau jatuh cinta" Kalita menatap tajam mata bidadari cantik itu, lalu mulai berjalan menuju ramuan yang mulai mendidih dalam sebuah guci diatas bara.
"Bisakah?" kata bidadari itu dengan wajah penuh harap.
"Tentu saja. banyak yang sudah menikah dengan manusia. Dan semua karena bantuanku. Tapi ingat, setelah kau menjadi manusia, kan tidak bisa berhubungan lagi dengan dunia bidadari. Dan aku tidak bertanggung jawab dengan kehidupanmu selanjutnya"
"Aku siap!" bidadari cantik menjawab dengan mantap. Kalita memandang sosok di hadapannya. Bidadari ini memang cantik, salah satu yang tercantik. Selama ini Kalita selalu membantu bidadari yang ingin menjadi manusia, lalu menikah dengan manusia normal. Dan Kalita selalu berhasil, pernikahan selalu berhasil. Tentu saja karena para pria di dunia manusia melihat fisik, dan siapa yang bisa menolak sosok cantik jelmaan bidadari?
Memang Kalita tidak pernah melihat lagi bagaimana kehidupan mereka setelah menikah, karena itu bukanlah tugasnya lagi.
"Baiklah" kata Kalita, lalu mengambil botol yang dia simpan dalam lemari kayunya. Cairan hijau dalam botol terlihat meletup-letup. Ia menuangkannya ke dalam gelas dan menyodorkannya pada sang bidadari.
"Nah sekarang bayangkan manusia yang kau inginkan, laluMinumlah, lalu pergilah ke dunia manusia. Besok pagi kau sudah berubah menjadi manusia"
"Yes!!" bidadari cantik langsung meneguk semuanya, lalu mencium pipi keriput Kalita.
"Terima kasih" katanya seraya berlari keluar. Kalita hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya "Semoga berhasil"katanya dalam hati.
3 Bulan berlalu sejak bidadari berubah menjadi manusia. Namun Kalita heran, gelas yang pernah dipakai bidadari untuk meminum cairannya masih berwarna putih. Itu tandanya belum ada hubungan, antara sang bidadari dengan manusia yang diinginkannya. Karena jika bidadari sudah berkenalan dengan manusa, gelas itu seharusnya berubah warna, semakin dekat semakin berubah warna menuju merah. Sampai akhirnya merah pekat pada saat mereka menikah. Namun entah mengapa sampai sekarang gelas itu masih putih.
Kalita merubah diri menjadi manusia, tetap tua dan keriput. Ia bisa menemukan sosok bidadari yang kini sudah mejadi manusia. Bidadari itu tengah terisak pelan di bangku taman.
"Kenapa nak? apa yang terjadi?"
"Ah Kalita, akhirnya kau datang, semuanya gagal. Bisakah aku kembali?"
"Bagaimana mungkin manusia tidak menyukaimu?"
"Entah, ketika aku mendekatinya, ia sama sekali tidak mengacuhkanku"
"Wah... itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Karena itu gelasmu tetap putih. Hm.."
"Entahlah, apa aku kurang menarik?"
"Kau gadis yang cantik nak, tiada seorang pun yang mampu menolakmu. Coba tunjukan manusia mana yang kau sukai, mungkin dia sudah menikah?"
"Belum, aku tau dia belum menikah. Ayo kalita, kutunjukan padamu" Bidadari menarik Kalita pada untuk bersembunyi disebuah pohon besar. Setelah beberapa jam menunggu, menjelang senja akhirnya sosok yang dinanti muncul.
"Itu.. itu... "
"Mana?" Kalita memperhatikan dua orang yang berjalan, tapi... akhirnya Kalita menyadari sesuatu.
" itu Kalita, itu"
"itu?? yang berbaju pink..??"
"Ya benar, dia, cantik sekali kan dia? aku sangat menyukainya. dan gaun yang dipakainya selalu indah.. "
"......."