Wednesday, October 29, 2008

FORGIVE ME

31 Desember
Tahun baru ini akan terasa seperti tahun-tahun baru yang lalu, sepi. David membuka matanya dipagi hari yang mendung itu. Dibukanya jendela kamar penthouse-nya di Leaves Tower, sebuah apartemen di Calatina Drive yang terkenal sebagai kawasan elit di Angelo City. Angelo City merupakan kota metropolitan yang terkenal megah dan merupakan kota untuk para selebritis dan pengusaha-pengusaha besar. Kota ini merupakan suatu kebanggaan, bukan hanya bagi penduduknya, namun orang-orang dari tempat lain pun merasa bangga bila pernah berkunjung ke kota ini. Kota ini berisi bangunan-bangunan kuno yang digunakan sebagai restoran, café, hotel-hotel, butik-butik ternama, dan juga sebuah gedung opera house. Beberapa diantara café-café dan hotel-hotel besar itu adalah milik David, seorang pengusaha muda.

David meraih keberhasilannya di usia muda, kerja keras dan kemauannya membuatnya diperhitungkan orang. Semua yang dipegangnya berubah menjadi emas. David kecil merupakan seorang yang pemalu dan sering direndahkan oleh teman dan saudara-saudaranya. Dengan tekad untuk membalas hinaan yang diterimanya, David tumbuh menjadi seorang yang pandai. Kepandaiannya mengantarkan ia menjadi pengusaha yang sukses. Penghinaan yang dulu sering diterimanya berbalik menjadi pujian.

Pagi ini David termenung menatap kota yang terselubung embun pagi dari jendela kamarnya. Mendung pagi menambah sunyi perasaan hatinya. Sunyi seperti yang ia rasakan setiap menjelang akhir tahun. Padahal setiap akhir tahun, kota itu dipadati turis-turis asing. Usahanya juga mendapat keuntungan yang besar dengan adanya turis-turis yang datang ke kota itu untuk menghabiskan Natal dan Tahun baru. Kota dihias semarak dengan pohon-pohon natal yang putih tertutup salju dengan hiasan meriah, lampu-lampunya dimalam hari membuat kota menjadi berkilau seperti batu-batu permata warna- warni.

David teringat HP-nya, dilihatnya sejenak, 89 missed called ; Michelle, Claire, Madeline, Cherryl. Vionette, Jocellyne, Edward, Sheila, Frederick, Clarisse, Mario, Frances dan masih sederet nama lainnya tercetak di handphonennya.
Dilihatnya HP-nya berkedip-kedip, Edward, teman sejak kecilnya. Teman yang dulu pernah mencemoohnya kini berbalik menghormatinya. Menghormati karena David punya segalanya.
“Hi Ed, apa kabar?”
“Hi Vid, kemana saja, aku menghubungimu sejak semalam” sahut suara diseberang.
“Oh ya, sorry aku terlalu sibuk kemarin, seperti biasa, akhir tahun selalu merupakan hari-hari tersibuk untukku” kata David.
“Iya, aku tahu, bos besar selalu sibuk akhir tahun, seperti sinterklas saja. Oh iya tadinya aku dan anak-anak mau mengajakmu ke Laveria Hills, saljunya sedang bagus disana tahun ini, tapi sekarang kami terpaksa membatalkan rencana itu” kata Edward.
“Kenapa dibatalkan?” Tanya David, pertanyaan yang sebenarnya David sendiri sudah tahu jawabannya.
“Kita tidak sempat memesan penginapan disana, apalagi akhir tahun begini, semua penginapan pasti sudah penuh terisi, tadinya kami ingin meminjam Santa-mu” Nah, benar kan, kata David dalam hati. Diambilnya setangkup sandwich dan coklat panas.
“Oh sorry membuat acara kalian batal, tapi tadi malam benar-benar sibuk” kata David sambil menggigit sandwichnya lalu mengunyahnya perlahan. HP pribadinya memang dibiarkan dalam silent mode kemarin, hanya HP kerjanya yang bisa dihubungi.
“Tidak apa-apa kok Vid, kita masih bisa berangkat siang ini kalau Santa-mu boleh dipinjam. Eh bagaimana dengan Frances?”
“Frances yang mana?” David berusaha mengingat-ingat.
“Ah masa kamu lupa Vid, Baretta Café minggu lalu, wanita seksi berbaju merah, sepertinya ia tertarik padamu. Beruntung sekali kamu Vid, banyak wanita suka padamu”
Aku beruntung? Frances? Ah..sudahlah, ia tidak mau mengingatnya. Paling itu hanya salah satu wanita, seperti yang lainnya.
“Entah, aku tidak begitu ingat” kata David meminum coklat panasnya.
“Ya sudah, kabari aku kalau Santa-mu boleh dipinjam”
“Ok. Bye” David memutus sambungan.

Sudah lama David tidak mendatangi Santa House-nya dikawasan Laveria Hills yang digunakan orang untuk bermain ski di musim salju. Disana juga ada Orest Lake yang mengeras dimusim salju, sehingga bisa digunakan untuk bermain skate.
Tapi tidak bisa.. jangan Santanya. Tempat itu terlalu penuh kenangan. Kenangan dengan orangtuanya yang telah meninggal sejak ia masih kecil. David selalu teringat hari itu. Hari dimana ayahnya hendak mengantarkan ibunya yang demam tinggi ke rumah seorang dokter. David masih terlalu kecil, ayahnya menggendong ibunya di belakang dan menggendong David kecil didepan. Mereka berjalan diatas salju menempuh jarak beberapa kilometer karena tidak ada seorangpun saudara yang mau mengantarkannya ke dokter. Ditengah jalan ayahnya terjatuh dan tidak pernah bangun lagi, ibunya juga sudah tidak bernafas lagi. Hanya tinggal David kecil sendiri yang akhirnya ditemukan oleh penduduk yang membawanya pulang ke rumah kakeknya.
Andai saat itu saudara-saudaranya mau meminjamkan kendaraan, andai saat itu kakeknya yang kaya raya itu mau meminjamkan salah satu mobilnya untuk mengantarkan ibunya ke rumah dokter, tentu mereka masih hidup sampai sekarang. Mereka begitu kejam, tidak memandang sesama saudara, Semua itu hanya karena ibu David menikahi seorang penebang pohon, bukan pengusaha seperti yang diharapkan kakek dan keluarganya. Penebang pohon yang hidup di rumah kayu sederhana, Santa House, yang kini telah diubah oleh David menjadi istana yang mewah dan penuh kenyamanan dimana dia bisa mengingat kedua orangtuanya, tempat dimana dia bisa menunjukkan kepada saudara-saudara dan teman-temannya bahwa ia sekarang sudah berhasil, agar mereka tidak lagi merendahkan orangtuanya. Menunjukan pada orang-orang bahwa anak seorang penebang kayu pun bisa berhasil, dan menunjukan bahwa pilihan hati ibunya tidaklah salah.

David masih termenung saat dilihatnya HP-nya berkedip-kedip, sebuah nomor tidak dikenal, David mengangkatnya.
“Hallo? Alex? Hallo? “ suara seorang wanita yang sedang panik.
“Hallo, aku bukan Alex, aku pikir anda salah sambung” kata David sopan.
“Ah, aku tau ini nomor Alex, hanya saja Alex tidak berani bicara denganku” kata suara disana terdengar kesal.
“Yah terserah anda, tapi aku tidak tahu siapa Alex” kata David
“Sudahlah, aku tidak akan tertipu, tolong bilang pada Alex, jika dia tidak menghubungiku sampai besok, aku akan mendatangi Leonyce, aku tak peduli kehilangan pekerjaanku”
“Tapi aku bukan…”
“Bilang itu saja, dan bilang temui aku di DejaVu Café meja 18 pukul 9 nanti malam, terima kasih” wanita itu memotong omongan David, dan belum sempat David membalas, wanita itu sudah memutuskan sambungan.
David tersenyum geli mengingat ketusnya wanita tadi. Tapi ia jadi penasaran, seperti apa wanita itu? DejaVu Café meja 18? Jam 9 malam? Ah..
David tersenyum sendiri, permainan barukah? David selalu menyukai permainan yang penuh tantangan.

Hari itu dilalui David dengan bekerja didepan laptopnya. Tidak dihiraukannya HP pribadinya yang berkedip-kedip tanpa suara. David sengaja tidak membunyikan HP pribadinya, agar urusan pribadi tidak mengganggu pekerjaannya. David mempunyai beberapa HP, dipisahkannya urusan pribadi dan urusan pekerjaannya.
Tiba-tiba HP kerjanya berbunyi nyaring, David segera melihatnya, Jasmine.
“Hallo” jawab David.
“Hallo Dave, apa kabar?” terdengar suara manja diseberang, suara yang pernah mengisi hari-harinya.
“Hai Jasmine, baik, apa kabar?”
“Baik juga, pasti sibuk menjelang akhir tahun” kata-kata Jasmine mengingatkan David akan kepedihannya.
“Yah, begitulah” kata David pelan.
“Oh ya Dave, kapan kamu mau ke sini? Climone Coast begitu indah lho, dan mataharinya bersinar terus tidak seperti di Angelo”
“Aku belum ada waktu untuk sekarang ini” kata David jujur.
“Aku tau akhir tahun selalu membuatmu sibuk, ah tapi hari biasapun kamu selalu sibuk” kata Jasmine berusaha menahan perasaannya agar tetap terdengar biasa.
“Begitulah, aku berharap kamu mengerti”
“Aku sudah berusaha Dave, tapi kadang ragu kapan usahaku membuahkan hasil” kata Jasmine mendesah lembut.
“Aku sendiripun tak tau” kata David.
“Dave, banyak yang lebih penting daripada pekerjaanmu, kamu bekerja hanya untuk orang lain, bukan untukmu sendiri”
“Apa maksudmu?”
“Aku tau keberhasilanmu hanya untuk menunjukan kepada kakekmu, saudara-saudaramu bahwa kamu mampu menjadi lebih dari mereka. Sekarang kamu sudah berhasil Dave, tapi apa yang kamu dapat untukmu sendiri? Tidak ada, aku satu-satunya yang peduli padamu pun kamu lepaskan” kata Jasmine sedih.
“Ya, kau meninggalkanku tiba-tiba” kata David
“Tapi aku tidak meninggalkanmu sendirian, kamu dan wanita-wanitamu. Ah sudahlah Dave, selamat bersembunyi di lubang tikusmu yang dingin bersama merpati-merpati yang hanya bermain-main denganmu. Kamu lebih suka bermain daripada yang kukira. Bye” Jasmine memutuskan sambungan.

David terdiam ditempatnya, masih digenggamnya HP-nya. Jasmine, satu-satunya orang yang mengetahui semua nomor HP David. Wanita special yang pernah mengisi hari-harinya dengan perhatiannya dan kesabarannya. Namun David tidak puas hanya dengan Jasmine, hingga ia masih bermain-main dengan wanita lain yang juga hanya bermain-main dengannya. Tapi David tidak peduli, selama ia masih bisa memberikan apa yang mereka mau, mereka akan tetap tunduk padanya. Jasmine berusaha memaklumi keadaan David sampai akhirnya Jasmine pun menyerah saat David menolak untuk membuat komitmen. Ingin David menyesali, tapi tak ada gunanya. Lagipula, aku tidak akan sesibuk itu jika aku benar-benar menyukai Jasmine. Ya, ia tidak menyukai Jasmine, hanya membutuhkannya jika ia sedang memerlukan kasih sayang dan perhatian yang tulus.

David menghubungi sebuah nomor.
“Jason, sediakan tempat untukku, meja 20 nanti malam jam 9” kata David.
“Baik Sir” suara manager Café terdengar hormat.

Malam itu David bersiap, masuk ke mobilnya menuju DeJaVu Café, salah satu café miliknya. Kedatangannya disambut hangat oleh manager DeJaVu Café. Segera ditujunya meja nomor 20, yang bersebelahan dengan meja nomor 18.
Entah apa yang membawaku kesini? Hanya karena rasa penasaran? Ah.. bukan waktunya aku bermain-main lagi. David hendak bangkit meninggalkan tempat duduknya. Tapi diurungkannya niatnya ketika dilihatnya seorang wanita cantik, berambut pirang coklat terurai lembut, tinggi sekitar 170cm, hidung mancung dan matanya yang tajam menambah pesonanya. Ini dia, pikir David.

David duduk kembali, diperhatikannya wanita tadi, dan David tersentak saat wanita itu berpaling kepadanya.
“Ada api?” kata wanita itu sambil memegang sebatang rokok.
“Ah maaf tidak ada, dan saya pikir disini tidak diperbolehkan merokok” kata David
“Oh begitu ya” kata wanita itu meletakkan rokoknya dimejanya sambil memandang sekeliling, mencari sesuatu. Seorang pelayan menghampirinya dan wanita itu pun menyebutkan pesanannya. Lalu diambilnya HP-nya dan mulai menekan sebuah nomor. David segera men-silent mode-kan HP-nya, berjaga-jaga jika wanita itu menelpon ke nomornya. Benar saja, beberapa detik kemudian terlihat HP David berkedip-kedip. David mendiamkannya saja.
Wanita itu terlihat kesal dan langsung saja menelepon lagi. Tapi kali ini bukan nomor David yang dihubunginya.
“Hallo malam, bisa bicara dengan Alex? Ya Alexander. Oh tidak ada? Ah baiklah, kalau ia pulang tolong beritahu Kelly mencarinya” wanita itu pun menutup teleponnya dan meletakkannya di meja. Kelly, nama yang manis.
Wajah cantiknya terlihat kesal dan tidak sabar. Beberapa kali ia mencoba menghubungi lewat ponselnya, namun sepertinya tak mendapat jawaban. Perlahan dilihatnya mata wanita itu berkaca-kaca. Ah..kenapa wanita secantik ini harus menangis.
David memberanikan diri menghampirinya.
“Kelly?” kata David
“Iya” jawab Kelly menyeka setetes bening disudut matanya.
“Teman Alex ya?” katanya lagi.
“Bukan kok, hanya saja sepertinya ada kesalahpahaman. Boleh aku duduk disini?” kata David menunjuk kursi kosong didepan Kelly.
“Tapi aku sedang menunggu seseorang. Dan lagi darimana kau tau namaku?” tanya Kelly sambil mengedarkan pandangannya mencari.
“Aku mendengar pembicaraanmu di telepon. Justru itu yang mau aku beritahu, sepertinya menunggu sampai pagi pun Alex-mu tak akan datang” kata David sambil menarik kursi.
“Oh, jadi kau benar-benar teman Alex, dan kau sangat tidak sopan mencuri dengar pembicaraan orang lain” wanita yang keras kepala, pikir David.
Beberapa saat kemudian keduanya tertawa saat David menceritakan tentang kesalahpahaman Kelly terhadapnya. Tentang telepon yang salah sambung hingga rasa penasaran yang membawa David sampai ke tempat itu.
“Kamu ada masalah dengan teman pria mu ya? Kalau tak mau jawab juga tak mengapa” kata David.
“Begitulah, semua pria memang tak bisa dipercaya”
“Pria juga kan manusia” kata David sambil tersenyum.
Kelly tertawa renyah mendengarnya.
“Nah begitu kan cantik”
“Memang dari dulu aku cantik kok” kata Kelly sambil tertawa.

Entah mengapa David ikut bahagia melihat Kelly tertawa, ia benar-benar cantik. Kelly yang baru saja dikenalnya, Kelly berbeda dengan wanita-wanita lain. Kelly tidak bersikap merayu ataupun berpura-pura, selain itu Kelly juga pintar, seperti Jasmine, tapi Kelly sangat cantik. Jauh lebih sempurna dibandingkan Jasmine. Aku tahu aku bisa mendapatkan yang lebih baik dari Jasmine.

Tak terasa malam menunjukan pukul 24.00 tepat. David bersulang untuk kebahagiaan Kelly.
“Aku tak menyangka melewati malam tahun baru dengan orang yang baru saja kukenal” kata Kelly.
“Aku juga, terima kasih bersedia melewati malam ini bersamaku”
“Ah seharusnya aku yang berterima kasih. Yah mungkin ini akan menjadi awal yang baru untukku. Aku harus bisa melupakan Alex. Seharusnya aku sadar dari dulu, cinta tidak bisa dipaksakan. Tapi dulu sepertinya Alex benar-benar mencintaiku. Mungkin aku buta saat itu, dan sekarang mataku sudah mulai terbuka”
“Aku mendukungmu selalu. Happy New Year Kelly. Semoga kebahagiaan selalu bersamamu ditahun yang baru”
“Happy New Year too, semoga jodohmu datang ditahun yang baru” kata Kelly menggoda. Lalu keduanya tertawa.
Malam itu David mengantarkan Kelly pulang.
“Kelly…” panggil David ketika Kelly hendak memasuki lobi apartemen yang disewanya bersama teman-temannya. Kelly membalikkan badannya menatap David.
“Bolehkah aku mengajak mu pergi lain kali?”
“Tentu saja” sahut Kelly manis. Lalu ia pun menghilang di lobi apartemennya.

Kelly berasal dari Lovena, sebuah perdesaan kecil yang jauh dari Angelo City. Kelly harus naik kereta api dan kapal laut untuk mencapai Angelo. Keluarganya hidup sederhana Lovena. Saat ini Kelly berkuliah di Palace University, sebuah universitas internasional yang merupakan salah satu universitas terbaik didunia. Kelly dapat berkuliah disana karena beasiswa yang diterimanya. Kelly adalah salah satu mahasiswi terbaik di universitas itu, yang sekarang sedang menyusun tugas akhirnya. Untuk membiayai hidupnya dikota besar itu, Kelly bekerja paruh waktu disebuah butik ternama, dan pada akhir pekan ia bekerja di sebuah restoran cepat saji.

oooOOOooo

1 January
Kelly tiba diapartemennya setelah diantar oleh David, pria baik yang baru saja dikenalnya. Kelly termenung sendiri sementara ia berendam air hangat. Pikirannya melayang pada Alex, kekasihnya 2 tahun ini. Alex sangat manis dan baik, pada saat Kelly yang baru datang dari Lovena berusaha menjalani hidup di kota yang asing ini. Kelly sempat sangat putus asa sehingga ia memutuskan untuk kembali ke Lovena, tapi Alex membuatnya tegar sampai akhirnya kehidupannya sekarang jauh lebih baik. Alex membantunya juga dalam hal keuangan walaupun Alex sendiri harus bekerja 16 jam sehari untuk bertahan hidup di Angelo dan membiayai ibu dan adiknya di Marinos. Alex juga sangat mencintainya, setidaknya itulah yang pernah Kelly pikirkan, bahkan mereka sudah membicarakan masa depan. Kelly pun sudah menyerahkan segalanya pada Alex, hal itu tidak pernah disesalinya karena ia benar-benar jatuh cinta pada Alex. Alex sangat pintar, seorang penerima beasiswa seperti dirinya, juga merupakan mahasiswa terbaik Palace University yang baru saja melaksanakan wisudanya. Setelah itu masa depan cerah sudah menantinya. Diffont, perusahaan komputer raksasa telah menantinya untuk segera bergabung.

Mengingat Alex hatinya pedih. Dahulu Alex memang pernah berubah tidak acuh, tapi dia tidak meninggalkannya seperti ini. Kelly tau dulu Alex sempat merasa jenuh dengannya karena kesibukannya kuliah dan bekerja. Kelly menemani dan mendorongnya agar Alex segera menyelesaikan tugas akhirnya. Saat itu Kelly merasa telah memiliki Alex sepenuhnya. Hingga pada suatu hari Kelly melihat Alex berjalan mesra dengan Leonyce, salah seorang teman kampusnya, anak seorang pemilik butik ternama tempat Kelly bekerja. Lalu Kelly mendatangi apartemen Alex, mereka bertengkar habis-habisan. Dan yang lebih menyakitkan, Alex memutuskan hubungan dengannya saat itu juga, dan mengusir Kelly dari apartemennya. Kelly pulang, merasa dipermalukan, merasa kehilangan, semuanya bercampur aduk. Dan sejak itu Kelly tidak bisa menemukan Alex lagi. Ia juga tidak berani menanyakan pada Leonyce, Kelly takut kehilangan pekerjaannya bila ia bermasalah dengan anak bosnya.

Air mata Kelly meleleh, tubuhnya semakin panas dan tenggelam perlahan-lahan. Pandangannya semakin gelap. Gelap..

oooOOOooo

David tiba di Leaves Tower. Diberinya 10 dollar kepada petugas liftnya, tanda bahwa hatinya sedang gembira, seperti anak kecil yang menemukan mainan barunya. David segera mandi dan duduk termenung dikursi besarnya yang nyaman. Dihadapannya terhampar pemandangan malam kota Angelo, lampu-lampu kota Angelo yang menawan mambuat suasana hatinya bertambah ceria. Saat itu pukul 2 dini hari, tapi entah mengapa ia merasa sangat segar, mungkin karena ia baru saja mandi. Tapi yang pasti pikirannya sekarang melayang pada wanita yang baru dikenalnya, Kelly. Ia sungguh berbeda. Tapi wanita sama saja, materi pasti mampu membeli mereka semua. Karena itu mereka begitu mudah terlupakan jika ada yang lebih menarik, seperti mereka pun mudah melupakan jika ada yang lebih bermanfaat. David merasa dirinya terjerumus dengan mereka, membelikan apa saja yang mereka mau, sampai David mengajaknya untuk berhubungan serius, dan mereka pun meninggalkannya. Selalu begitu, sampai akhirnya David pun menyadari, sehingga ia berbalik mempermainkan mereka. Wanita-wanita itu pun berbalik menjadi objek, David memanggilnya jika ia sedang menginginkannya, lalu mencampakannya setelah puas. David tahu wanita-wanita itu bersedia memberikan apapun untuk mendapatkan sesuatu. Begitu seterusnya sampai suatu kali David berhubungan dengan Jasmine. Jasmine berbeda dengan wanita-wanita lain, ia tulus mencintai David. Tapi perasaan David telah mati, ia terlalu takut terluka lagi. Lebih baik mereka yang terluka, bukan aku.
Sehingga pada waktu ia berhubungan dengan Jasmine, ia pun masih berhubungan dengan wanita lain. Dan entah mengapa Jasmine dapat memahaminya. Ia hanya datang pada Jasmine jika ia menghadapi masalah, Jasmine sangat sabar menghadapi David. Sampai Jasmine menuntutnya untuk berhubungan serius, karena usia Jasmine sama dengannya. Namun David terus menolaknya dengan alasan tidak jelas, dan tetap berhubungan dengan wanita lainnya. Akhirnya Jasmine meninggalkannya begitu saja, dan tidak pernah sekalipun David mencarinya.

Sekarang ada Kelly, yang berbeda dengan Jasmine. Kelly yang begitu hidup, yang begitu manis dan apa adanya. David akan berusaha mendapatkannya, apapun yang terjadi. David tahu, dia pasti akan mendapatkan apa yang diinginkannya, seperti biasa.
Diambilnya HP-nya, dihubunginya sebuah nomor, Kelly. Ditunggunya beberapa saat, tidak diangkat.

oooOOooo

Tubuh Kelly yang sudah tenggelam di bathub tersentak ketika HP-nya berbunyi nyaring. Nafasnya cepat, dadanya sesak, kepalanya terasa berputar-putar. Kelly bangkit dari bathub-nya, mengambil handuk dan melilitkan ke tubuhnya yang ramping.
Entah siapa yang menelepon pagi-pagi begini, tapi siapapun, ia telah menyelamatkanku. Ia pun membaringkan tubuhnya diatas kasurnya yang empuk, lalu tertidur perlahan-lahan. Tidak peduli dengan deringan HP yang masih terus berbunyi. Kelly terlelap seperti bayi, sebutir cairan bening mengalir dari sudut matanya yang terpejam.

oooOOOooo


David bangun terlalu pagi, padahal kemarin dia baru bisa terlelap setelah dini hari. Namun hari ini dia tidak merasakan lelah sama sekali. Dilihatnya HP kerjanya, banyak ucapan tahun baru dari para kliennya. Sementara di HP pribadinya, banyak ajakan pergi dari wanita-wanita yang pernah bersamanya.
David menanti hari beranjak siang, mendung tetap menutupi sehingga Angelo City terlihat muram, namun David merasa hatinya secerah matahari di Climone Coast.
David mencoba mengulur-ulur waktu, namun akhirnya kesabarannya habis. Diambilnya HP-nya, dihubunginya sebuah nomor, Kelly. Permainan dimulai.
“Hmm… “suara gumaman pelan terdengar begitu telepon diangkat.
“Hallo, pagi.. masih tidur ya?”
“Hmm…siapa ini?”
“David, yang tadi malam, kamu masih ingat?”
“Oh aku ingat, memang pukul berapa sekarang?” Kelly berusaha melihat jam disamping tempat tidurnya.
“Masih jam 7.30. kamu off kan hari ini? Maaf membangunkanmu. Aku hanya ingin mengajakmu makan siang di ReZont Hotel pukul 12 nanti”
“ReZon Hotel pukul 12, aku menunggumu dilobi hotel ya” kata Kelly.
“Baiklah, sampai ketemu nanti, tidur yang nyenyak ya” David pun memutus sambungan teleponnya. Kelly pun terlelap kembali.

oooOOOooo

Hari ini benar-benar membahagiakan David. Tadi siang ia bertemu Kelly untuk makan siang di ReZont Hotel, salah satu hotel milik David. Kelly terlihat begitu manis dan menawan. Setelah itu mereka berjalan-jalan disepanjang Greeze Road. Greeze Road merupakan salah satu tempat yang ramai dipadati pengunjung. Disepanjang jalannya terdapat butik, café-café dan restoran besar. Di kanan kiri jalan terdapat banyak hiburan, seperti sekumpulan orang yang menyanyikan lagu-lagu natal sambil memainkan alat musik klasik, orang yang bertingkah seperti patung dengan cat warna emas dan perak memenuhi sekujur tubuhnya, ia bergerak bila ada orang memasukkan uang pada kaleng yang dibawanya. Ada juga permainan sulap, dengan pesulap mengenakan kostum drakula. Ada beberapa anak sekolah yang meminta sumbangan dengan memberikan stiker pada orang yang memberikan sumbangan. Ada juga penjual bunga yang berjalan-jalan membawa keranjang bunga dengan mengenakan pakaian tradisional Negara itu. David membelinya seikat dan memberikannya pada Kelly.

Sore harinya David dan Kelly menghabiskan waktu di sebuah café yang menyajikan makanan ringan yang terkenal lezat, tempat itu dipadati pengunjung siang dan malam. David dan Kelly duduk di lantai teratas café itu. Bangunan café itu terdiri dari kaca, sehingga sekeliling ruangan itu menampilkan pemandangan sore yang putih, salju-salju jatuh perlahan membuat embun-embun di kaca.
Malam harinya David mengajak Kelly ke pinggiran Faliont Harbour, mereka bercengkrama di bawah lampu temaram dipinggiran dermaga sambil melihat-lihat lampu kapal yang berkelap-kelip ditengah lautan.

David mengantarkan Kelly pulang, dan meneleponnya dimalam hari, mereka menghabiskan waktu sampai pagi hari dengan mengobrol ditelepon.
Kelly benar-benar wanita yang berbeda. Walau kadang Kelly terdiam dan terlihat melamun, namun David menyadari bahwa saat ini Kelly sedang bersedih. Seringkali mereka kehabisan pembicaraan, sering kali mereka hanya terdiam. Terdiam mencoba menyelami pikiran lawan bicaranya.

Kelly begitu mempesona dan juga sangat tulus padanya, kini David meneleponnya setiap malam. Tak jarang salah satunya sampai terlelap sementara telepon masih tersambung. David tau Kelly lelah harus berkuliah dan bekerja setiap hari. Hidupnya yang sederhana, tapi tetap memiliki prestasi dikampusnya, dan perjuangannya untuk bertahan hidup di kota besar ini membuat David kagum padanya. Kelly berjuang, bukan menjual dirinya seperti wanita-wanita cantik lain yang pernah dikenalnya. Yang rela memberikan apa saja untuk mendapatkan keinginannya. Kelly lebih suka bekerja dengan otaknya daripada dengan kecantikannya. Tapi aku pasti mendapatkanmu seutuhnya, tak lama lagi, wanita semua sama.

oooOOOooo

18 January
Malam ini David mengajak Kelly makan makan, sudah hampir sebulan sejak mereka berkenalan. Kelly memang agak tertutup terhadapnya, tapi itu bukan masalah buat David, David akan berusaha membuat Kelly menyukainya.
Gize Café menjadi pilihan mereka untuk menikmati makan malam, letaknya disamping Shining Lake dan sebagian besar Café itu berada tepat diatas danau itu. Danau itu pada siang hari diterangi cahaya matahari dan malamnya diterangi lampu-lampu yang membiaskan sinarnya ke tengah danau itu, menjadikan danau itu berkilauan diantara riak kecilnya. Mungkin karena itu dinamai Shining Lake.
“Kelly… aku menyukaimu” kata David tiba-tiba. Dilihatnya mata Kelly membesar mendengarnya.
“Benar, sejak aku bertemu kamu, kamu terlihat berbeda dengan wanita lainnya, kamu membuat aku terpesona” kata David lagi.
“Terima kasih Vid” kata Kelly sambil tersenyum. David pun membalas senyuman Kelly. David memang belum ingin jawaban dari Kelly, karena tau mungkin Kelly belum bisa melupakan Alex. David hanya ingin Kelly tahu kalau David menyukainya.
Malam itu menjadi malam yang sangat indah bagi David, sekarang ia tidak lagi ragu menyatakan rasa sukanya pada Kelly setiap saat.

oooOOOooo

Malamnya Kelly termenung, mengingat perkataan David padanya. Apa benar David menyukaiku? Kalau begitu berarti aku wanita paling beruntung di dunia. David begitu sukses, apapun yang aku mau David pasti mampu memberinya. Ah tapi itu bukan alasan untuk menerima David. Bagaimanapun aku belum ada perasaan lain terhadap David. Entah mengapa aku belum merasa nyaman bersama David, belum bisa terbuka sepenuhnya. Mungkin karena David terlalu serius sehingga agak sulit mencari bahan pembicaaraan dengannya, sehingga terkadang kita terdiam karena tidak ada lagi bahan pembicaraan. Sangat berbeda dengan Alex. Bersama Alex pembicaraan seperti tidak ada habis-habisnya, bahkan sehari 24 jam pun tidak cukup untuk bersama. Dan Kelly pun merasa nyaman setiap kali berada disamping Alex. Kelly bisa tersenyum malu atau tertawa terbahak saat bersama Alex. Tidak menjadi Kelly yang harus menahan diri seperti dirinya bersama David.

Ah kenapa ia teringat Alex lagi? Bukan lagi, tapi Kelly masih memikirkan Alex setiap hari, bahkan ketika Kelly bersama David. Kelly sering membayangkan kalau yang bersamanya saat itu adalah Alex, bukan David. Betapa jahatnya aku, pikir Kelly.
Tapi ia benar-benar tidak dapat melupakan Alex, dan posisi Alex dihatinya tidak tergantikan oleh siapapun. Akhirnya Kelly tertidur sambil memeluk boneka pink pemberian Alex.

oooOOOooo

19 January
Hari ini Kelly izin tidak masuk kerja karena badannya kurang sehat. Untung saja saat ini dia sudah tidak mengambil mata kuliah lagi, hanya tinggal menemui dosennya untuk bimbingan, dan itu bisa dilakukan kapan saja saat dosennya berada di kampus.

Siang harinya Kelly hanya bermalas-malasan ditempat tidurnya sambil memainkan HP-nya. David, sedang apa ya dia sekarang? Pasti sedang sibuk dengan kerjaanya. Sejak dulu kenal David belum pernah David menelponnya di hari kerja, Kelly juga tidak pernah menelpon David duluan. Kelly sangat kagum pada David, diusianya yang masih muda, dia sudah menjadi pengusaha yang sangat sukses, bayangkan saja, usianya baru 27 tahun, dia sudah mempunyai 3 Café besar dan 2 hotel berbintang. Dan itu semua diraih atas usahanya sendiri, bukan warisan atau kekayaan keluarga. Betapa beruntungnya jadi wanita yang disukai David.
Kelly pun menghubungin nomor David.
“Hallo” suara David menjawab.
“Hallo Vid, sedang apa?”
“Umm..aku sedang bekerja” kata David
“Ooh..” kata Kelly, lalu keduanya terdiam.
“Nanti aku hubungi kamu, aku sedang sibuk sekarang” David menutup teleponnya. Kelly terkejut melihat reaksi David. Mungkin ia sedang bersama wanita lain sehingga tidak mau diganggu. Ah.. kenapa pria selalu begitu?

oooOOOooo

Malamnya seperti biasa David menghubungi Kelly.
“Hallo Kelly, apa kabar?”
“Baik, kamu sendiri bagaimana?”
“Aku baik juga, hari ini agak sibuk” kata David. Lalu keduanya terdiam.
“Hari ini aku agak lelah Vid, aku ingin istirahat”
“Oh baiklah kalau begitu, istirahat yang cukup ya, besok aku hubungi kamu lagi. Aku sayang kamu Kelly” kata David. Kelly tidak bereaksi, hanya menutup teleponnya.

oooOOOooo

Malam ini Kelly sangat senang ketika Alex menelponnya kembali walaupun hanya sekejap. Alex mengajak Kelly bertemu besok sore, betapa bahagianya Kelly. Kesedihan yang disebabkan oleh Alex, ataupun kekesalan karena telah menghilang begitu saja segera tergantikan oleh harapan bahwa Alex kembali padanya.

David tadi meneleponnya, tapi Kelly sedang tak ingin berbicara dengan David. Kelly ingin mempersiapkan diri untuk bertemu Alex besok, Kelly pun berendam air hangat, lalu mencoba pakaiannya satu-persatu sampai tempat tidurnya dipenuhi tumpukan pakaian. Lalu Kelly tertidur diantara tumpukan pakaiannya itu. Dibibirnya tersungging senyum bahagia.

oooOOOooo

20 January
Kelly teringat David. Sejak pagi David meneleponnya tapi Kelly tidak mendengarnya karena ia tertidur lelap sekali. Kasihan David, biar aku menghubunginya kembali. Tapi jam kerja begini apa David mau mengangkat teleponku? Ah biarlah aku mencoba.
“Hallo” terdengar suara David bergitu teleponnya tersambung.
“Hai David, apa kamu sedang sibuk?”
Beberapa saat tak ada jawaban dari David, Kelly hanya terdiam menunggu.
“David..” kata Kelly lagi.
“Ah sorry aku agak sibuk saat ini” kata David.
“Oh baiklah” kata Kelly lalu memutuskan sambungannya tanpa menunggu jawaban David.
Kelly melemparkan HP-ya ke atas tempat tidurnya yang baru ia rapikan. David selalu bilang kalau ia menyayangiku, tapi kenapa David selalu begitu setiap kali aku menelepon siang hari.

Tapi David orang yang mampu, dia bisa memainkan materi untuk mendapatkan apa saja, termasuk untuk mendapatkan wanita-wanita yang ia inginkan. Mungkinkah David hanya mempermainkanku? Mungkinkah… tapi rasanya David tidak seperti itu. Entahlah.. orang-orang berada terkadang memang mempunyai keinginan yang tidak biasa.
Daripada kesal karena David lebih baik aku bersiap-siap untuk bertemu Alex, pikir Kelly riang. Dia pun berdandan cantik agar tampil menawan dihadapan Alex. Aku akan menjadi wanita yang mengagumkan, yang akan mempesonamu. Dan aku tidak akan melepaskanmu lagi. Kelly tersenyum melihat bayangan dirinya di cermin.

Alex menjemputnya tepat pukul 19.00. Alex yang sudah lama dirindukannya tampil sangat menawan malam itu. Tingginya 187cm, putih, berbadan tegap dan berhidung mancung, matanya hijau seperti elang. Kelly merasa seperti seorang putri yang dijemput oleh pangerannya, segenap kerinduan tertumpah saat itu juga. Sangat bangga dirinya berdampingan dengan Alex. Entah mengapa walaupun sudah lama mengenal Alex., tapi hatinya masih tetap berdebar-debar setiap bertemu dengannya, seperti seorang gadis yang baru jatuh cinta.
“Kamu tetap cantik seperti dulu, dan malam ini kamu terlihat sangat menawan” kata Alex membuat Kelly melayang.

Alex mengajaknya ke Cruise Café, sebuah Café kecil dipinggiran Faliont harbour. Makan malam yang romantis, apalagi ketika Alex memberinya setangkai mawar merah pada saat makan malam itu. Aku adalah wanita yang paling bahagia malam ini.
Beberapa saat kemudian, Kelly baru menyadari kalau HP-nya tertinggal di rumah.
Ah biarlah, jadi tidak ada yang menggangguku menghabiskan malam bersama Alex malam ini.
Malam harinya Alex meminta Kelly bermalam di apartementnya, Kelly tau apa yang Alex inginkan. Tapi demi Alex, ia akan menyerahkan segalanya seperti dulu.. ya, segalanya.

21 January
Kelly menghabiskan waktu bersama Alex. Mereka bermesraan, berjanji satu sama lain untuk tidak meninggalkan, untuk merajut masa depan bersama. Pada siang harinya Alex mengantarkan Kelly ke butik tempat kerjanya, Alex sendiri kembali ke tempatnya.

Malamnya Kelly terlalu lelah untuk mandi, ia hanya melihat sejenak HP-nya, 78 missed called. Dilihatnya HP-nya bekedip-kedip, David. Ah Kelly terlalu lelah, dihempaskannya tubuhnya ke atas tempat tidurnya dan mulai terlelap. Kelly terlalu bahagia untuk menyadari kepedihan seseorang.

oooOOOooo

David termenung ditempat kerjanya, dari kemarin Kelly tidak bisa dihubungi, entah apa yang terjadi padanya. Tadi pagi-pagi sekali David mendatangi tempat Kelly, tapi Belle, teman seapartemen Kelly bilang kalau Kelly tidak terlihat sejak kemarin.
David sangat khawatir sampai tidak bisa tidur semalaman, belum pernah ia mengkhawatirkan seorang wanita sampai seperti ini. Entah apa yang terjadi padanya. Bahkan untuk bekerja pun ia tidak bisa berkonsentrasi lagi. Kelly memang berbeda, dan David menyukainya. David memang menyukainya, tetapi tidak pernah terlintas dipikirannya untuk menjalin hubungan serius dengan Kelly. Baginya Kelly adalah suatu tantangan, yang akan membuktikan pada dunia bahwa wanita itu bisa dibeli, bukan hanya dibeli dengan fisik, tapi juga dengan materi.
Tapi entah mengapa, dua hari ini terasa seperti neraka bagi David. Sampai akhirnya David membanting HP-nya dengan kesal. Kesal karena teleponnya tidak juga diangkat, juga kesal karena perasaan asing yang merayapi dirinya. Apakah ini cinta? Tidak, jangan, bukan itu tujuannya mendekati Kelly, bukan untuk jatuh cinta.

oooOOOooo

25 January
Kelly merasa jenuh, sudah 2 hari ini Alex kembali menghilang, HP-nya bukan saja tidak diangkat, tapi rupanya dimatikan. Kelly merasa kekhawatiran dan kekesalannya menumpuk menjadi satu.
Tiba-tiba HP-nya berbunyi. Alex? Ternyata David. Sudah lama ia tidak mengangkat telepon David.
“Hallo”
“Kelly?” terdengar suara David.
“Iya, ada apa Vid?”
“Ada apa? Kelly, kamu tau kan aku mencarimu terus, kenapa kamu tidak pernah mengangkat telepon aku?”
“Oh itu, tidak apa-apa kok”
“Tidak apa-apa katamu? Kamu tau kan aku meneleponmu ratusan kali? Aku mencemaskanmu, aku takut terjadi sesuatu denganmu!” David mulai kehilangan kesabaran.
“Sorry Vid, aku sibuk” kata Kelly datar.
“Sibuk? Sesibuk apa sampai tidak sempat mengangkat teleponku, atau mengabariku? Kamu sudah mulai keterlaluan!” David benar-benar marah.
“Sibuk sepertimu, sampai mengangkat teleponku dan tidak sempat berbicara sedikitpun, lebih baik kamu tidak mengangkat teleponku daripada berbicara seperti itu ditelepon” kata Kelly.
“Apa maksudmu?”
“Apa maksudku? Seharusnya kamu mengerti. Malam hari kamu bicara sayang padaku, tapi siang hari begitu tidak mempedulikanku. Aku mulai merasa kamu mempermainkan perasaanku”
“Oh, jadi karena itu kamu marah padaku?” David melunak.
“Aku tidak marah padamu, aku bukan siapa-siapa-mu”
“Kelly, tolong jangan begitu, jika ada yang tidak kamu sukai dariku, seharusnya kamu beritahu aku, aku minta maaf jika disiang hari aku tidak mempedulikanmu. Aku sangat sibuk di kantor”
“Entahlah..”
“Please Kelly, aku janji aku akan berubah demi kamu”
“Aku ingin melihatnya”
“Baiklah, mulai besok aku berubah, ah tidak, mulai detik ini aku berubah, tapi kamu juga harus berjanji jangan meninggalkanku seperti itu lagi”
“Kita lihat saja nanti. Kita bicara besok lagi, aku mengantuk sekarang” Kelly pun mengakhiri pembicaraan.

Kelly terdiam memandangi HP-nya. Sepertinya ia salah bicara. Ah kenapa begini? Bagaimana ini? Sejujurnya ia tidak mempunyai perasaan lebih terhadap David. Entah mengapa masih terasa sangat sulit untuk tertarik kepada David. Mungkin karena masalah fisik? Atau David terlalu serius sehingga terkadang sulit berbicara dengannya. Mungkin juga karena kedudukan sosial mereka berbeda. Sungguh bertolak belakang dengan Alex. Ah, Alex lagi, kemana ia beberapa hari ini..


15 Febuary
Alex menghilang lagi, Maverick sahabat Alex pun tidak tahu kemana Alex pergi. Kelly berpikir Alex berada di Lion City, salah satu kota di Negara tetangga, tempat yang orang bilang selalu indah disetiap musim. Kelly sendiri belum pernah mengunjungi tempat itu. Sesungguhnya Kelly belum pernah kemanapun, kecuali Lovena dan Angelo City. Di Lion City itu Diffont berada, perusahan komputer raksasa yang akan memperkerjakan Alex. Dan Kelly juga menerima tawaran pekerjaan disana. Pasti menyenangkan jika bisa bekerja di sana bersama Alex. Sudahlah, tidak ada habisnya memikirkan Alex.

Kelly sendiri tidak begitu memikirkan Alex beberapa hari ini, karena perhatian David yang berlebihan terhadapnya. David benar-benar berubah, Kelly benar-benar terharu melihat perubahan David.
Valentine Day kemarin, David membawanya ke kapal pesiarnya Kapal sangat hangat dan nyaman. Untuk menyambut kedatangan Kelly David sudah menyiapkan bunga-bunga yang indah, makan malam yang romantis diiringi oleh pemain musik yang memainkan alunan musik yang lembut. Mereka berlayar sambil menikmati malam, sampai pukul 12 malam tepat, David mengecup bibirnya, dalam dan lembut, dan Kelly membalasnya perlahan. Mengingat itu membuat Kelly menyesal, mengapa aku membiarkannya? Bukan begitu seharusnya.

Setiap pagi penjaga lift memberikan setangkai mawar merah dengan tulisan “From David with Love”. Rupanya David memberikan tips yang besar kepada penjaga lift itu, pikir Kelly tersenyum. Siang hari disaat Kelly bekerja, seseorang mengantarkan makan siangnya dari salah satu Café milik David. Terkadang juga David menyempatkan diri menjemput Kelly untuk makan siang.
Disore hari David menjemputnya Kelly dan membawanya ke tempat-tempat yang romantis. Kelly merasa seperti di surga dengan perhatian David seperti itu.

oooOOOooo

David baru mengetahui sisi kota Angelo yang lain ketika Kelly membawanya ke tempat-tempat indah, bukan tempat yang mahal, tapi tempat-tempat yang biasa dikunjunginya untuk mencari ketenangan di kota yang ramai ini.
Semakin hari David semakin terpesona, Kelly adalah seseorang yang sangat perhatian, bukan hanya terhadap David tapi juga terhadap sesama. Kelly seringkali mengajaknya ke gereja-gereja yang menampung para tunawisma dan orang-orang tua. Kelly menyadarkan David bahwa banyak sekali orang yang kurang beruntung didunia ini. Kelly memang tidak memberikan apa-apa kepada mereka, tapi ia memberikan kasihnya kepada orang-orang tua dan anak-anak disana. Terkadang Kelly bercerita, menceritakan kebaikan Tuhan terhadapnya, terkadang Kelly hanya mendengarkan, walaupun mungkin ia tidak sepenuhnya memahami. Hari Minggu Kelly mengajak David ke kapel kecil di yang terletak di kawasan Palace University, dimana terdapat hamparan salju yang luas. Dimusim panas, hamparan salju itu adalah hamparan rumput hijau dengan bunga-bunga kecil berwarna ungu dan putih. Kelly membawa beberapa sandwich, apel dan jus jeruk dengan keranjang kecilnya. Kelly menceritakan bahwa hamparan rumput hijau ini mengantarkannya pada keberhasilannya bertahan hidup di kota ini, disini Kelly belajar, menangis, tertawa dan mensyukuri kebaikan Tuhan.
Kelly menunjukan sisi lain kota Angelo yang selama ini tidak dikenal David, mendengarkan suara ombak, suara salju berjatuhan dan suara angin yang meniup lembut dahan-dahan cemara membuatnya menggoyangkan daunnya.

Mengapa hatinya merasa tenteram bersama Kelly? Kelly yang berhati lembut dan apa adanya. Hatinya seperti dipenuhi cinta kasih. Kelly yang membuatnya merasa bahagia dan nyaman bersamanya. Kelly yang membuatnya merasa dibutuhkan, bukan dari segi materi. Bersama Kelly tidak membuat David harus mengeluarkan biaya yang besar, seperti bersama wanita-wanita yang dulu pernah dikenalnya. Bersama Kelly justru membuat David mengerti untuk tidak berfoya-foya meskipun kita mampu. David baru menyadari, kalau ada yang lebih berharga dari sekedar materi. Benar kata Jasmine dulu.
David teringat Jasmine, betapapun ia menyukai Jasmine, tapi belum pernah ia merasakan takut kehilangan seperti ini. Kali ini aku akan mempertahankannya, karena aku merasa takut kehilangan Kelly. David baru merasakannya setelah kemarin Kelly menghilang. Sangat menyakitkan, dan David tidak akan membiarkan itu terjadi lagi.

Sekarang aku melihat semuanya dari sudut pandang yang berbeda, Kelly telah mengubah hidupku menjadi lebih bermakna. Dan aku ingin agar Kelly selalu ada disampingku, menemaniku setiap hari. aku membutuhkannya, apakah ini benar-benar cinta? Mengapa aku selemah ini terhadapnya? Tapi Kelly tidak memaksaku untuk menyukainya. Dia hanya menjadi dirinya sendiri, dan aku tetap menyukainya. Aku menyukainya apa adanya.

Aku benar-benar berubah. Kemarin saat di Veliz Cruise nya, David hanya mengecup bibir Kelly. David tidak berani berbuat lebih lagi, David tidak mau Kelly menganggapnya hanya memanfaatkannya, dan terlebih lagi, David tidak mau Kelly meninggalkannya.
David teringat dahulu, ia selalu memanfaatkan malam yang romantis untuk mendapatkan lebih dari sekedar ciuman dibibir, meksipun ia harus membayar untuk itu.

oooOOOooo

Hari ini Leonyce dan seorang gadis cantik menemui Kelly di butik milik orangtuanya.
“Hai Kelly” Leonyce tersenyum manis pada Kelly.
“Hai Leonyce” jawab Kelly membalas senyuman Leonyce.
Leonyce sangat anggun, ramping dan elegan, penampilannya terlihat lebih dewasa dibanding usianya. Tampaknya memang kesan itu yang ingin ditampilkannya.
“Ada seseorang yang ingin menemuimu” Leonyce memperkenalkan gadis disebelahnya.
“Oh hai, apa aku mengenalmu?” Kelly mengulurkan tangannya yang disambut ragu-ragu oleh Claire.
“Belum, tapi ada yang ingin aku bicarakan dengamu” jawab gadis itu ketus.
“Kau tahu peraturannya Kelly, tunggulah sampai jam kerjamu berakhir” Leonyce memperingatkan.
“Yah, kau dengar Claire, jam kerjaku masih 15 menit lagi” Kelly melihat jam tangannya.
“Baiklah, aku menunggumu diluar” kata Claire, ia mengangguk pada Leonyce dan berjalan keluar.
“Oh ya Kelly, kamu tau dimana Alexander White?” Tanya Leonyce, mengejutkan Kelly.
“Aku tidak tau, aku juga mencarinya” kata Kelly jujur.
“Baiklah, ingat, pukul 7 baru kamu boleh pergi”
Akhirnya tiba pukul 7, Kelly mengambil mantel merahnya dan menemui Claire yang sedang menunggunya diluar sambil menghisap rokok. Dilemparkannya rokoknya ke tong sampah ketika melihat Kelly. Gadis ini sangat sangat sexy, bukan hanya dari penampilannya tapi juga dari keanggunan wajahnya. Bibirnya penuh dan merah, matanya tajam dan hijau. Sesuai dengan mantel pajang hijau yang dikenakannya. Gerak-geriknya yang tegas menampakan kesombongannya. Sebenarnya siapa dia? Dan apa hubungannya denganku?

Kelly pun mengikuti Claire naik ke dalam ferari merahnya. Claire melaju dengan kecepatan penuh membuat Kelly terhenyak dikursinya. Mereka berdua terdiam dimobil. Didepan Celitose Café Claire menghentikan mobilnya.
“Ayo masuk”
Keduanya memasuki ruangan Celitose, memilih tempat di samping jendela, lalu memesan makanan. Keduanya terdiam.
“Kalau boleh, aku ingin tau masalah apa yang ingin kau bicarakan denganku” Kelly memulai pembicaraan. Claire termenung sejenak, memandang ke luar jendela. Lalu tiba-tiba berpaling pada Kelly.
“Kamu berhubungan dengan David?”
“David?” Kelly menjawab dengan hati-hati.
“Ada banyak nama David” lanjut Kelly lagi.
“Ah, kau tau David mana yang kubicarakan. Aku lihat dia dekat denganmu”
“Jika kau sudah tau, mengapa bertanya?” balas Kelly sambil menatap Claire.
“Begitu ya, aku hanya ingin memberitahumu sesuatu?”
“Apakah itu berhubungan denganku?” Tanya Kelly
“Kalau tidak, untuk apa aku memberitahumu?” kata Claire sambil menyentuh gelasnya.
“Baik, beritahukanlah, aku siap mendengarkan”
“David, tak lama lagi ia akan mencampakanmu” kata Claire
“Dari mana kau tau, apakah itu pengalamanmu?”
“Sejujurnya iya, dan pada saat ia mendapatkan apa yang ia inginkan, ia akan meninggalkanmu dan mencari yang baru, seperti pria lainnya, walau kita tau David berbeda” Claire tersenyum mencemooh. Pelayan mengantarkan pesanan mereka.
“Aku mengerti, walau agak sulit untuk dipercaya, namun aku mengerti bagi orang seperti David mungkin hal itu sudah biasa” kata Kelly.
“Tadinya aku berpikir begitu juga, sulit dipercaya. Tapi nyatanya aku terjebak, dan setelah ia mendapatku, ia meninggalkanku”
“Sampai sejauh itukah hubunganmu dengan David?”
“Ya, dan bukan hanya denganku saja, tapi dengan wanita-wanita lain yang pernah mendekati David. Aku kenal beberapa diantaranya” kata Claire sambil menyantap saladnya.
“Bukan maksudku menghinamu, tapi kau juga mendapatkan keinginanmu kan?” Tanya Kelly.
“Kita telah sama-sama mengerti, dan jawabanku, iya. Tapi kau
mengacaukannya” Claire menatap Kelly tajam. ”Apa maksudmu?” kata Kelly.
“Mobil tadi, pemberian David” kata Claire tenang.
“Ow..” Kelly tak dapat berkata-kata.
“Dua bulan lalu, David masih bersamaku. Dan tiba-tiba kamu mengambilnya dariku. Dan sampai saat ini, tidak pernah sekalipun ia mencariku lagi”
“Aku tidak mengambilnya, dan David tidak pernah bercerita kalau ia sedang berhubungan dengan seseorang pada waktu aku bertemu pertama kali dengannya” tukas Kelly.
“Tentu saja ia tidak memberitahumu, aku sudah bilang padamu, bila ia mendapatkan yang baru, ia akan mencampakanmu”
“Maksudmu ia menemukanku dan mencampakanmu?”
“Bukan itu maksudku, tapi….”
“Sudahlah, lebih baik beritahu aku apa maksudmu sebenarnya” potong Kelly.
“Maksudku. Ya, kita sama-sama mengerti. Aku butuh David untuk meneruskan hidupku di kota ini Kelly, jika tidak ada David, aku akan menjadi sepertimu kembali, harus bekerja, apa saja, untuk membiayai hidupku”
“Apa salahnya bekerja keras? Aku bisa hidup walau tanpa David”
“Ya, tapi aku tidak bisa, aku sudah terbiasa dengan kemewahan yang diberikan David padaku”
“Itu salahmu sendiri. Lalu, mengapa tidak menikah saja dengan David”
“Oh, itu, kau pasti tau mengapa, aku tidak mungkin serius dengannya”
“Kalau begitu jangan berharap David akan bertahan denganmu, walaupun tidak ada aku, suatu saat ia akan meninggalkanmu juga”
“Aku tau, tapi tidak sekarang, aku belum mendapat penggantinya, aku belum selesai dengan David.”
“Tapi aku sudah selesai denganmu” Kelly bangkit dan meninggalkan Claire sendiri. Tak dihiraukannya lagi teriakan Claire yang memanggilnya.

Kelly menangis dikamarnya, entah benci atau harus kasihan terhadap David. Kelly percaya apa yang dikatakan Claire, David juga pernah menceritakan padanya. Hanya saja, menyedihkan mendengarnya dari orang lain, orang yang pernah bersama David.
Perasaan Kelly bercampur aduk. Aku tidak mungkin menyukai David. Aku hanya kasihan terhadapnya, dan David harus memberikan sebuah mobil untuk mendapatkan wanita seperti Claire? Sampai sebegitukah? Ah..

Apakah ia akan menjadi wanita seperti Claire? Yang tidak mungkin mencintai David sepenuhnya tapi terus memanfaatkannya. Tidak, aku bukan Claire, walaupun aku tidak bisa mencintai David, tapi aku tidak akan mengambil keuntungan darinya. Aku tidak akan menerima apapun dari David, aku tidak akan memberikan harapan pada David. Tapi mengapa ia membiarkan David menciumnya? Kelly menarik nafas panjang.

oooOOOooo

20 February
Hari ini Maverick sahabat terdekat Alex menemui Kelly dikampus, ia hendak menyampaikan sebuah surat. Sekalian juga Kelly mengurus administrasi wisudanya yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi. Maverick menceritakan hal yang sangat mengejutkan Kelly. Dari Maverick diketahuinya bahwa Alex berada di Marinos, tempat asal Alex. Dari Maverick juga diketahuinya bahwa ibu Alex meninggal, karena itu Alex menghilang tiba-tiba. Dan sampai saat ini belum kembali karena banyak hal yang harus diurusnya.
Maverick juga menceritakan bahwa Leonyce juga mencari Alex, Leonyce mengajak Alex untuk bekerja sama, menjadi model pakaian pria bagi butik mamanya.
“Tapi kenapa Alex tidak mengabariku Rick?”
“Alex shock pada waktu mendengar mamanya meninggal. Sementara ini adiknya juga sedang sakit parah. Dan kamu tau sendiri kan Marinos merupakan tempat terpencil, tidak ada signal HP disana” Maverick menjelaskan.
“Alex mengabarimu, tapi tidak mengabariku” kata Kelly sedih.
“Jadi kamu cemburu padaku?” Maverick tertawa.
“Bukan begitu..”
“Kelly..Kelly, kamu tetap lugu. Kamu tau kan kalau Alex benar-benar mencintaimu? Alex tidak mengabariku, aku tau dari Allison, yang membawa surat untukmu dari Alex”
”Siapa itu Allison?”
“Cemburu lagi? Tenang saja, aku tidak akan membiarkan Alex mendekati Allison, aku tidak terima”
“Lalu siapa itu Allison?” Kelly penasaran.
“Allison adalah sepupu Alex dari Marinos, dia baru saja berkuliah di Palace, pintar seperti Alex, dan sangat manis”
“Wah, kamu seperti kejatuhan durian ya dititipkan Allison” jawab Kelly sambil tertawa.
“Tepat sekali, durian yang manis” kata Maverick tertawa
“Bisa saja kamu, baiklah, terima kasih ya, aku harus bekerja lembur hari ini”
“Baiklah nona pintar yang sibuk” kata Maverick sambil tersenyum lebar.
“Kalau tidak sibuk aku tidak hidup Rick” kata Kelly tersenyum manis.
“Baiklah, semoga sukses selalu, God Bless you Kelly”
“God bless you too Rick” Kelly pun berlalu meninggalkan Maverick dengan senyum bahagianya. Maverick teman yang baik.

Malam hari Kelly baru sampai di apartmennya, ia bertemu Belle, teman satu apartemennya. Belle membawa sebuket bunga mawar berwarna putih.
“Bunga yang indah Belle” sapa Kelly.
“Iya, dan bunga ini untukmu, seorang pengantar bunga mengantarkannya, benar-benar bunga yang indah” Belle menyerahkan bunga itu kepada Kelly.
“Thank you” kata Kelly sambil menghirup aroma segar bunga mawar itu, lalu menaruhnya di dalam vas bunga.
“Sudah ada kabar dari Alex?” Tanya Belle sambil nonton televisi dan memakan keripik.
“Alex belum menghubungiku, tapi aku sudah tau mengapa Alex tidak menghilang, dan Alex menitipkan surat padaku” Kelly tertawa bahagia sambil memeluk Belle.
“Oh ya? ayo ceritakan padaku” kata Belle antusias.
Lalu Kelly menceritakan semua yang ia dengar dari Maverick. Wajahnya merona bahagia. Lalu mereka pun membaca surat Alex bersama-sama. Didalamnya ada sebuah cincin berwarna perak yang sangat indah.

Dear Kelly,
Hallo sayang, apa kabarmu?
Aku minta maaf karena tidak mengabarimu. Aku sangat terkejut mengetahui ibuku meninggal sehingga aku harus cepat-cepat kembali ke Marinos tanpa sempat mengabarimu. Dan aku juga minta maaf karena mengusirmu dan memutuskan hubungan denganmu. Hari itu aku sangat lelah karena bekerja dan memikirkan ibu dan adikku yang sakit parah.
Sebenarnya aku tidak ada apa-apa dengan Leonyce, dia hanya menawariku menjadi model pakaian pria untuk butiknya. Dan bayarannya lumayan besar. aku tadinya ingin merahasiakan hal ini darimu, karena aku dari uang hasil aku bekerja, aku ingin memberikan cincin ini di hari Valentine. Namun waktu itu kamu mengetahuinya dan menuduh aku macam-macam, sehingga aku kesal dan tidak sengaja memutuskanmu. Sementara itu adikku sakit parah, aku harus mencari uang untuk membiayainya sehingga aku tidak sempat memikirkanmu. Ibuku terlalu lelah merawat adikku, sehingga jantungnya yang lemah tidak kuat lagi hingga ia meninggal. Sekarang adikku sudah membaik. Aku berniat menjual rumahku di Marinos, dan akan ku bawa adikku ke Lion City. Aku sudah akan mulai bekerja di Diffont minggu depan. Aku tahu kamu lusa kamu akan melaksanakan wisudamu, aku berjanji akan hadir di acara wisudamu. Aku bangga dengan cum laude mu, dan aku juga tau perusahaan Diffont juga sudah menawarimu pekerjaan. Aku harap kamu menerimanya sehingga kita bisa bersama-sama lagi.
Jika kamu mau, kita langsung berangkat ke Lion City setelah wisudamu, aku ingin segera meminangmu. Aku ingin kamu menjadi pendamping hidupku. Maukah? Berikan jawabanmu saat kita bertemu di hari wisudamu. Pakailah cincin ini jika kamu mau ikut denganku. I
Sampai jumpa sayangku.
Yang selalu mencintaimu,
Alex

Kelly menangis bahagia membaca surat Alex.
“Benar Diffont sudah menawarimu pekerjaan?” Tanya Belle.
“Iya, minggu lalu aku menerima tawarannya”
“Wah, kamu benar-benar hebat. Kamu sudah memberitahu David?”
“Belum, aku tidak ingin memberitahu David” Kelly tertunduk.
“Lalu apa kamu akan menerima tawaran Alex?”
“Sepertinya begitu Belle, aku masih sangat mencintai Alex” Kelly memasukan cincin itu perlahan ke jarinya. Lalu memandangnya, Kelly tak bisa menahan senyum bahagia yang terbayang diwajahnya.
“Iya, aku tau, kalian berdua benar-benar pasangan yang serasi, karena itu aku agak tidak percaya waktu Alex menghilang begitu saja, aku sudah merasa pasti ada sesuatu yang tidak beres, dan Alex juga tidak mungkin berselingkuh”
“Iya, seharusnya aku tidak berpikiran macam-macam. aku hanya menambah bebannya saja padahal bebannya sendiri sudah begitu berat” kata Kelly
“Ya sudah, lebih baik kamu pikirkan, jika kamu memilih Alex, kamu harus memberitahukan David secepatnya, begitu pula sebaliknya. Sebenarnya bagaimana perasaanmu terhadap David?”
“Entahlah Belle, bagaimanapun aku dekat dengan David, sepertinya aku tidak bisa mencintainya” kata Kelly.
“Aku tahu, aku kira semua wanita yang pernah dekat dengan David juga berpikiran begitu” Belle merenung
“Iya, tapi aku tidak pernah berusaha mengambil keuntungan dari David”.
“Aku tahu kamu tidak seperti itu. Kasihan David jika kamu tidak mungkin mencintainya. Dia pasti berharap lebih padamu sekarang”
“Aku juga bingung Belle, apalagi ketika mendengar Alex ternyata masih mencintaiku. Aku harus bagaimana sekarang? Ah David meneleponku, sebentar ya Belle, hallo David” kata Kelly mengangkat HP-nya yang berdering.
“Hallo Kelly, apa kabar?”
“Baik, kamu sendiri bagaimana. Oh ya, terima kasih untuk bunganya, aku suka sekali”
“Jika kamu suka, aku akan memberimu setiap hari” kata David terdengar bahagia.
“Tidak usah begitu, nanti aku tidak bisa masuk apartemenku lagi karena terlalu penuh dengan bungamu dan aku bisa membuka toko bunga” kata Kelly tersenyum.
“Baiklah, oh ya, hari ini aku lembur, karena ada pembenahan di ketiga café ku, mungkin pagi hari aku baru pulang” David mengurut kepalanya yang terasa sakit.
“Oh begitu, ya sudah, jaga kesehatanmu ya”
“Baiklah, terima kasih sayang. Aku mencintaimu”
“Terima kasih Vid” miris hati Kelly mendengar ucapan David barusan.
“Sepertinya aku harus memberitahu David secepatnya Belle, sebelum terlambat. Aku takut menyakiti hatinya”
“Sebaiknya begitu Kelly”
“Boleh aku tidur dikamarmu malam ini Belle? Sepertinya aku butuh teman”
“Tentu saja, mandilah dahulu, aku tidak akan mengunci kamarku sehingga kamu bisa masuk kapan saja”
“Terima kasih Belle” Kelly memeluk sahabatnya.

Malam harinya Kelly tidak bisa memejamkan mata, memikirkan Alex dan David. Kelly tidak tega meninggalkan David, tapi dirinya masih mencintai Alex, dan sepertinya tidak mungkin baginya untuk mencintai David. Dilihatnya Belle yang tertidur pulas. Ah betapa bahagianya Belle, yang hanya mencintai dirinya sendiri. Kelly tersenyum melihat Belle mendengkur pelan.
Menjelang pagi Kelly mengambil keputusan, ia harus memberitahu David sekarang juga. Ia segera berpakaian, mengambil mantelnya, dam mengambil kunci apartemen David yang baru minggu lalu diberikan padanya. Lalu ia menunggu bus dari seberang apartemennya.
oooOOOooo

Senang sekali rasanya mendengar suara Kelly. Entah bagaimana, tetapi ia benar-benar jatuh cinta pada Kelly. Ia teringat cinta pertamanya, jauh dulu sebelum ia sukses, cinta pertamanya itu bukan saja menolaknya, tapi juga melecehkannya didepan semua teman-temannya. Sejak itu David takut untuk jatuh cinta, bahkan ketika Jasmine yang tulus itu mencintainya, David tidak berani mengambil resiko lagi. Tapi bersama Kelly, David memang merasa takut, takut kehilangan. Karena itu David akan mempertahankan Kelly, tidak akan melepaskannya.

David kembali bekerja, sampai tidak disadarinya hari telah menjelang pagi. Kepalanya berdenyut-denyut dan badannya terasa panas. Oh, sepertinya aku demam tinggi. David mengambil mantelnya pulang mengendarai mobil hitamnya. Didalam mobilnya HP-nya berdering. Dengan susah payah David mengambilnya.
“Hallo Kelly, aku sedang dalam perjalanan pulang” jawab David lemah.
“Hallo David, aku ketempatmu sekarang” suara Kelly terdengar memburu. Teleponpun dimatikan begitu saja.
Saat memasuki pelataran parkir, kesadaran David sudah hampir habis, keringatnya mengalir deras, matanya berkunang-kunang, terdengar suara benturan keras di belakang mobilnya, mobilnya terguncang. Ah biarlah, aku sudah tidak kuat lagi. David segera berjalan sempoyongan masuk ke lobi saat seorang wanita memanggilnya.
“David, David, kamu kenapa?” suara wanita itu terdengar panik, dengan dibantu penjaga lift, wanita itu membawa David ke penthouse-nya. Meletakkannya diatas tempat tidur David dan memberi tips kepada penjaga lift yang segera meninggalkan mereka berdua.
Wanita itu segera membuka mantel dan pakaian David yang basah oleh keringat. Ia mencium kening pria yang dicintainya perlahan, lalu mengecup bibirnya lembut. Dalam ketidaksadarannya David membalas ciuman wanita itu, dipeluknya erat wanita itu. Tangannya menyelusup kedalam blouse wanita itu. Pada saat itu pintu kamar dibuka tiba-tiba, dilihatnya seorang wanita terkejut dibalik pintu, wanita itu segera berbalik dan berlari keluar. Pada saat itu kesadaran David terusik, menyadari apa yang terjadi, memanggil lemah, Kelly…
Jasmine merapikan blousenya, mengejar wanita itu, tapi terlambat, ia sudah memasuki lift. Jasmine pun kembali ke kamar David. David menangis dalam ketidaksadarannya sambil memanggil-manggil sebuah nama, Kelly…

oooOOOooo

Sudah 3 hari sejak terakhir kali David melihat Kelly. Belle, teman seapartemen Kelly memberitahu bahwa Kelly sudah tidak tinggal disana lagi sejak hari wisudanya, dan ia tidak tahu kemana Kelly pergi. David merasa kebahagiaan meninggalkannya, tidak dihiraukannya Jasmine yang terus menemaninya. Air matanya tak berhenti mengalir.

Kelly, kemana lagi aku harus mencarimu. Kamu salah paham, aku harus memberitahumu, aku sedang tidak sadar malam itu karena demam tinggiku, aku pikir malam itu kamu yang datang dan manciumku. aku sangat bahagia ketika itu, aku ingin memilikimu. Selama ini belum ada yang menyayangiku sepertimu, menyayangi tanpa pernah meminta imbalan dariku. Kamu juga tidak menghiraukan cacat tubuhku. Tolong kembalilah padaku Kelly, aku tak sanggup hidup tanpamu, tolong kembalilah. Jika kamu memang sudah tidak mau denganku, tolong beri aku kesempatan untuk mengatakan padamu; maafkan aku …

oooOOOooo

Bahagianya Kelly hari ini, Alex memeluk pinggang rampingnya. Sesekali dikecupnya kening dan rambut Kelly yang tertiup angin. Saat itu mereka berdua berada diatas kapal laut menuju Lion City.
Aku adalah wanita yang paling bahagia. Diusapnya cincin yang melingkar dijarinya dengan lembut, cincin pemberian Alex.
“Aku sangat mencintaimu Kelly, dan aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi” Alex berbisik ditelinga Kelly.
“Aku juga, sangat mencintaimu” Kelly tersenyum bahagia.
“Dan aku mencintaimu juga” lanjut Kelly kepada gadis kecil disebelahnya, Monica, adik Alex. Gadis kecil itu tertawa senang, lalu memeluk Kelly dengan sayang.
“Dan kita akan menjalani kehidupan baru yang lebih baik” Kata Alex.
Ketiganya berpelukan bahagia sambil memandang keseberang lautan, Lion City, tempat yang akan menjadi masa depannya.

Kelly termenung sejenak memandangi ombak yang bergelombang pelan mendekati dermaga Lion City, ia teringat David. Semoga David berbahagia dengan Jasmine. Kelly terkejut ketika melihat David sedang bercumbu dengan Jasmine, ada yang sakit dihatinya, namun ada kelegaan yang luar biasa, seperti mendapat jalan keluar dari beban yang selama ini menggelayutinya.
Ini yang terbaik bagi kita berdua Vid, maafkan aku karena tidak bisa mencintaimu. Sejujurnya, Jasmine yang terbaik untukmu, ia memahami kamu, ia juga menerima kamu apa adanya walaupun ia biasa-biasa saja.
Mungkin aku picik seperti wanita lain, membutuhkanmu tapi tidak bisa menerima cacat tubuhmu. Aku tau cacat itu bukan kesalahanmu, tapi kesalahan keluargamu yang membiarkan kamu dan orangtuamu berjalan dalam salju sampai orangtuamu meninggal, dan kamu kakimu terbenam didalam salju selama 4 jam sehingga kakimu cacat dan tidak berkembang lagi sejak umurmu 8 tahun. Sehingga walaupun badanmu tumbuh normal tapi kakimu tetap seperti umur 8 tahun. Bahkan tinggimu tidak sampai sebahuku. Tapi Jasmine sabar dan sangat tulus kepadamu. Ia benar-benar mencintaimu.
Ah, bagaimanapun aku membela diri, aku tetap bersalah terhadapmu, aku tidak jujur sejak awal. Ingin aku bertemu sekali lagi denganmu, walau hanya sedikit kata yang hendak kusampaikan padamu, maafkan aku…

Tuesday, October 28, 2008

CHAPTER 1 :
( “Man, dimana lo?”
( “Dirumahlah, masa di kuburan?” jawab Manda jutek.
( “Yee.. gue kan cuma nanya, galak amat. Eh gue ke rumah lo ya. Lo udah makan belom? Mama papa lo gak ada kan?, Makan bareng yok”
( “Gak ah, ga kenyang makan bareng lo”
( “Lho kenapa?”
( “Abis lo makannya banyak, kalo makan bareng lo pasti lo makan lebih banyak, jatah gue jadi dikit”
( “Aih.. makan bareng tuh maksudnya makan sama-sama, bukan sepiring bedua. Oon lo ga ilang-ilang juga ya. Pantesan aja gak ada cowok yang mau sama lo”
( “Yee lo kok gitu si”
( “Abis lo oon banget, gimana , mau ikut gak lo? Gue uda laper nih. Kalo ga mo ikut, gua pergi sendiri”
( “Lho? Katanya lo mau makan bareng, klo lo pergi sendiri, lo makan bareng nya sama sapa?”
( “Kalo gua sendiri ya namanya bukan makan bareng Oon!!! tapi ga masalah gua mo makan sendiri kek, makan bareng kek, yang penting gua makan, ikut ga lo?”
( “Ikut deh ikut, gua ga mau makan sendiri, gua mo makan bareng lo deh”
( “Iya iya, udah ah, 10 menit lagi gua jemput lo”
( “Ok bosss!!”
bbbbb

5 menit kemudian setelah dibukain pintu sama Mbok Yem, Rasha udah berdiri didepan kamar Manda, tetangganya yang oon tapi imut, atau lebih tepatnya imut tapi oon gitu dhee.
Tok tok tok.. Rasha ngetok kamar Manda
( “Man… udah siap belom??”
( “Udah sih, tapi bentar ya 5 menit lagi”
( “Aduhh..ngapain sih, kalo udah siap kita pergi aja sekarang, gua laper banget nihhh”
( “Bentar donk, kan janji kita 10 menit” kata Manda dari dalam kamar.
( “Maksud lo?”
( “Lha lo bilang tadi 10 menit lagi, ini kan baru 5 menit Sha”
( “Yaaa ampunn…udah cepetan, kalo ga, gua dobrak kamar lo!!”
( “Iya iya, sabar napa sih” Manda buru-buru keluar dari kamarnya, takut pintu kamarnya di dobrak Rasha. Biar gimana, Rasha itu kan cowok, kalo pintu kamar gue didobrak, udah pasti ancur.
Mereka segera pergi naik mobil item Rasha. Rasha bener-bener gemes, kok bisa ya ada cewek kayak Manda, oon-nya gak ketulungan. Lagian kok gue mau ya temenan ama si oon ini. Biarpun dia imut tapi ngerepotin. Kadang emang lucu sih, tapi pas waktunya serius jadi ngeselin bangetttt!!
Rasha inget pertama kali dia kenalan ama Manda, si tetangga baru. Waktu itu Rasha sempet naksir ama Manda, tapi begitu tau oon-nya ga ketulungan, jadi ilfil deh.
( “Makan lo-mie ya Man”
( “Yee.. kalo makan mie mendingan di rumah gua aja Sha, ntar gue bikinin” Manda cemberut
( “Emang lo bisa masak lo-mie?”
( “Bisa lah, lo kan pernah gua masakin mie kan? lo bilang mie buatan gue enak”
( “Yee.. lo-mie itu beda Man, bukan mie instan kayak yang lo bikin itu. Lo-mie itu ada kuahnya kentel-kentel gitu deh, ntar lo coba aja, enak kok”
( “Ooh, gue pikir ada merk mie baru kayak Indomie gitu (ups..iklan nih) bagus juga merk mie Lomie Hehehe...Eh, enak mana sama mie buatan gue?”
( “Yahh.. lo lagi, lo-mie itu dimasak khusus, kalo mie instant sih rasanya dimana-mana juga sama, apalagi lo masaknya kaga pake apa-apa, kaga pake telor, sosis, bakso, polos gitu”
( “Tapi lo dulu bilang mie buatan gue enak kok”
( “Kalo gue ga bilang enak, emang lo mau bikinin buat gue?” ( “Enggak sihh.., Oo… jadi lo ngerjain gue”
( “Bukan maksud ngerjain lo, tapi waktu itu gua lagi laper buangettt, lagian lo sendiri yang nawarin gua”
( “Ah teteup aja lo ngerjain gue”
Tau deh, susah ngomong ama cewek oon.
bbbbb

Di tempat lo-mie ternyata penuh banget. Kebanyakan anak-anak kuliahan, soalnya selain deket ama kampus, harganya emang standar anak kuliahan banget, alias murah meriah.. Rasha sering datang kesini sama temen-temen gank basketnya. Sekalian ngecengin mahasiswi gitu dhe. Padahal Rasha sendiri masih SMU, sama kayak Manda, Cuma beda sekolah aja. Rasha pikir pacaran sama anak kuliahan lebih enak, gak capek.
( “Man..Man, lo liat cewek yang pake baju pink itu, kecengan gue tuh Man” kata Rasha sambil ngeliatin segerombolan anak cewek yang duduk di pojokan.
( “Cakep kan Man, gila cakep banget!.. Man..Oi Man!, ngapain sih?” Rasha heran ngeliatin Manda yang lagi ngaca pake sendok.
( “Sha, serius lo?”
( “Apaan sih Mannn?” Rasha gak sabar
( “Lha, lo bilang liatin cewek baju pink, gue kan? Lo ngecengin gue ya?” Rasha bingung sambil terus ngeliatin Manda.
( “Ada apa sih Sha lo ngeliatin gue? ada ,cabe , nyangkut di gigi gua ya? Atau…. Lo bener-bener naksir gua ya? Hiii” Manda bergidik sambil ngaca-ngacain giginya di sendok. Pas itu Rasha baru ngeh kalo baju Manda juga pink.
( “Aduh Mandaaaaaa!! Bukan looo! Gak mungkin banget gua suka sama lo. Lagian mana ada sih cowok suka ama cewek oon kayak lo. Lagian lo malu-maluin banget sih, jangan ngaca pake sendok kek, ngaca gigi lagi, jorok tau, bikin ilfil orang yang mo makan”
( “Maksud lo?”
( “Maksud gue, bukan lo yang gue kecengin, ngapain juga gua ngecengin lo, tiap ari juga ketemu bosen kali gue. Maksud gue nooohh… cewek yang disonooo” Rasha mengarahkannya kepala Manda ke arah gerombolan cewek-cewek.
( “Aiiih… itu kan ittuuuuu KANN....hmmp ahaaan hiihh (maksudnya ‘apaan sih’, gitu)” Manda yang lagi teriak sambil nunjuk-nunjuk ?cewek pink dibekep ama Rasha.
( “Man Man…sabar Man..diem Man, berisik tau!! Ntar kedengeran dia gimana” Rasha ngebekep mulut Manda.
( “Ha..widuu gann.. Hahaaa..(yang ini maksudnya. ‘Sha, itu kan Rara’ gitu dhe, maksa ya. hoho)” Manda kesusahan ngomong dengan mulut di bekep Rasha.
( “Iya iya, Man, itu Rara, si cantik yang main di film “In Y“ yang sekarang lagi ngetop di bioskop-bioskop” Rasha ngeliatin Rara. Rara seorang artis di film “In Y” ama satu film barunya yang Rasha belum nonton. Rara emang artis muda lagi naik daun, kayak ulet aja, tapi uletnya manis. Denger-denger kabar, dia emang kuliah deket sini. Nah dulu pas Rasha lagi makan lo-mie bareng anak-anak basket, Rasha ketemu Rara sekali. Sejak itu Rasha ngerasain suka, tapi siapa sih yang nggak. Nah makanya Rasha sering banget ke tempat lo-mie ini sekarang, selain makan lo-mie, kalo beruntung ya liat si cantik Rara.
( “Hihuu Hahha..” Manda coba ngomong lagi.
( “Ngomong apa sih Man, gue lepasin tapi lo jangan teriak-teriak ya” Manda Cuma manggut-manggut diomongin Rasha.
( “Nah, tadi lo ngomong apa?”
( “Dari tadi gua bilang, Sha, itukan RARAAAAAAA !!!” Manda tiba-tiba teriak manggil cewek pink itu. Rasha panik langsung mau membekap mulut Manda lagi, tapi Manda mengelak.
( “Apaaaan sih Shaaa” Manda dadah-dadah NNN ke cewek cantik yang ngebalikin badan karena ngerasa dipanggil.
( “MANDAAA…. Ngapain disini??? Duh.. kangen, udah lama ya gak ketemu” cewek pink yang gak kalah hebohnya itu ngehampirin Manda, banyak mata NNN ngeliatin mereka. Lho kok Manda kenal sih ama Rara? Manda pun ngehampirin tuh cewek. Gak lupa ia balik badan sebentar ngejulurin lidahnya ke Rasha “Wekk..” Rasha Cuma bisa menelan ludah menyadari bahwa tetangganya itu ternyata turunan kadal. Untung gue bukan nyamuk, kalo nyamuk pasti udah ditelen bulet-bulet ama tuh kadal, ups, maksud gue si oon.
( “Sama sapa Man?” kata Rara begitu selesai cipika-cipiki.
( “Tuh, ama temen gue yang oon” Manda nunjuk Rasha pake dagunya. Rasha Cuma gelagepan aja, terus nyengir gak jelas waktu Rara senyum kearahnya. Gileee…. Manis bangetttt YYY.. tapi siaul banget si Manda, ngatain gue oon. Dikatain oon sama cewek oon kan kesannya oon kuadrat, parah bangett!!! Di depan Rara lagi Huh..!!
( “Gue Rara, seniornya Manda” cewek pink menjulurkan tangannya ngajak salaman, untung bukan menjulurkan lidah kayak si kadal oon.
( “Hai, gue Rasha, wah nama kita mirip ya” kata Rasha. Ciehhh… ada yang pedekate nih.
( “Wah, iya juga ya, cowoknya Manda ya?” kata-kata Rara bikin Manda yang lagi minum batuk-batuk.
( “Bukan Ra, uhuk, uhukk uhuk ini tetangga gue” Rasha menepuk-nepuk punggung Manda.
Uhuukk Uhukk.. batuk Manda tambah keras.
( “Aduh sakit Sha, lo si nepuk-nepuknya pake tenaga kuda” ternyata batuk-batuk parahnya Manda bukan gara-gara keselek tadi, tapi karena Rasha nepuknya kekerasan, padahal emang Rasha sengaja. Rasha nyengir kuda. Hehehe..
( “Tapi lo bedua mirip lho” kata Rara sambil megang-megang tangan Manda. Maksud lo mirip oonnya? Enak aja.
( “Muka boleh mirip, tapi otak jelas jauh beda” kata Rasha. Rara Cuma manggut-manggut antusias. Dasar Rasha, manusia sok pinter.
( “Sibuk ngapain Ra? By the way, film terbaru lo bagus banget Ra” kata Rasha sok akrab. Perasaan Rasha belum nonton film terbaru Rara deh.
( “Wah, lo nonton juga ya, thanks ya Sha”
( “Iya, gue juga nonton Ra, bagus banget. Ra, lo sering kesini ya? cowok lo mana?” tanya Manda celingak celinguk.
( “Cowok yang mana sih Mann…” Rasha menarik napas lega denger jawaban Rara. Bagus..bagus.. jadi gue punya kesempatan buat ngedeketin Rara.
( “Lagian sejak kapan sih gue suka ama cowok?” Rara berbisik sambil mengerling. JEGERRR. + Rasha melotot denger pengakuan Rara. Jadi..jadi.. Rara yang cantik itu, yang artis terkenal itu.. Oh my…. Rasha tak sanggup berkata-kata.
( “Oh iya ya” Manda manggut-manggut polos. Tangan Rara mulai meluk-meluk pinggang Manda.
( “Eh Man, pesenan kita udah dateng tuh, yuk Ra, kapan-kapan ngobrol lagi” Rasha nyeret Manda ke meja mereka.
( “Eh oh, iya, yuk Ra”
( “Iya deh, eh Man, gimana kalo lusa kita pergi bareng pulang lo sekolah? Biar nanti gue jemput. Belanja belanji gitu, kan kita belum pernah tuh pergi bedua” Rara ngedekein Manda lagi. Tangannya ditaruh dipundak Manda. Gawat neh.
( “Eh, lusa Manda kan ada les piano .. ya Man ya..” kata Rasha berusaha mengerling pada Manda.
( “Nggak, kok, les piano gue kan besok Sha, dasar oon. Boleh deh Ra, lo jemput gue pulang sekolah ya, gue pulang jam 2” Aduhhh…si oon ga nyadar nih, dasar oon, mau aja diajakin pergi sama Rara yang … tau sendiri kan, ntar kalo Manda diapa-apain gimana coba. Rasha gemes banget.
( “Ya udah, see ya lusa ya say” Rara cium pipi kanan kiri Manda lalu meninggalkan mereka berdua. Huekk.. Rasha bergidik.
( “Napa lo Sha?” Manda ngaduk-nganduk lomienya. Oh ini toh lomie, kayaknya enak nih. Manda mulai memasukkan kuah lo-mie ke dalam mulutnya.
( “Haduuh..haduhh..hanass..(aduh..aduh panas, gitu lho)” Manda ngipas-ngipas mulutnya yang kepanasan. Rasha buru-buru ngasih es jeruknya ke Manda.
( “Oon..oon.. udah tau panas sampe masi ada uap panasnya gitu, tiup-tiup dulu kek”
( “Lo gak bilang sih Sha, gue kan baru pertama kali makan lo-mie”
( “Lha, lo lagi, masa kayak gituan aja musti dibilangin” Rasha geleng-geleng kepala sambil nyuapin lomie ke mulutnya.
( “Haduuuh haduhh..ahh hahh hanasss (artinya idem sama yang sebelonnya)” Rasha lupa kalo lo-mienya juga panas.
( “Huahauha.. lo lebih oon dari gua tau Sha” Manda gak berhenti ketawa ngeliat Rasha kepanasan. Sukurin lo, kualat ngatain gue oon.

bbbbb

Di perjalanan pulang,
( “Man, lo kenal Rara udah lama?”
( “Udah lama kok, Cuma kita gak deket gitu dhe”
( “Hebat juga lo bisa kenal artis, eh tapi Man, lo jangan pergi sama dia”
( “Kenapa mang? Hallo? Hallo? Mami ya? Manda abis makan nih ama Rasha, nih udah sampe kok mi, ya udah, bye mami. Udah sampe ya Sha, thanks ya” Manda menutup handphonenya yang tadi berbunyi dan langsung keluar dari mobil Rasha.
( “Man..tunggu Man” Rasha manggil-manggil Manda, tapi Manda keburu masuk. Huh.. dasar Manda, seenaknya sendiri aja.

bbbbb

Keesokannya Rasha gemes banget, soalnya Manda gak bisa dicari. Handphone gak bisa dihubungi. Didatengin ke rumahnya, eh dia lagi les piano. Di datengin ke tempat les piano, kata tante Piano, ‘Manda baruuuuuuu aja pulang’(huruf ‘u’nya gak ditambah2in lho, aslinya segitu). Nah dicariin ke rumahnya lagi, katanya udah bobo. Sorean dikit katanya lagi makan ama keluarga, gak bisa diganggu. Ditelpon maleman, udah bobo lagi. Duhhh… Man, kerjaan lo tuh Cuma makan ama bobo doank kayaknya, pantesan pipi lo tembem gitu.

bbbbb

Hari H-nya Manda ketemu Rara. Sorenya sepulang latihan basket Rasha ke rumah Manda.
( “Man, lo jadi tadi ketemu Rara?”
( “Jadi tuh, kita jalan-jalan gitu dhe, gue dibeliin baju tuh, terus sempet ke hotelnya juga, asik banget lho” Haah? Ngapain ke hotel? Waduh.. Manda diapain sama Rara? Pinter banget Rara milih korban cewek oon kayak Manda, pake dibeliin baju segala lagi.
( “Man..man serius nih Man, lo diapain…”
( “Mandaaaaaaaaa….masuk yuk, makanan udah siap nihh” Mama Manda teriak dari dalam rumah.
( “Gue masuk dulu ya Sha, besok gue janjian lagi kok sama Rara jam 2 di KFC deket sekolah gue”
( “Man..tunggu Mann…lo ga boleh…”
BlakkK.. pintu rumah Manda udah ditutup.

bbbbb

Besoknya Rasha gedebukan gara-gara bangun kesiangan, padahal niatnya mau bangun pagi-pagi nungguin Manda. Rasha buru-buru siap-siap. Di sebelah rumah, mama Manda lagi nyiram bunga.
( “Pagi tante, Manda-nya ada?” tanya Rasha sopan pada mama Manda.
( “Eh nak Rasha, Manda udah berangkat tadi, katanya giliran piket hari ini, jadi berangkat pagian deh” mama Manda menghentikan kegiatannya sejenak.
( “Oh ya udah deh, Rasha pergi dulu tante”
( “Oh iya, ati-ati nak Rasha” mama Manda nerusin kegiatannya.

Rasha pun segera naik motornya dan pergi ke sekolah. Duh.. gimana gua bisa ketemu Manda. Gua harus kasih tau Manda, dia gak boleh pergi sama Rara. Rara itu kan…hii… gimana kalo Manda diapa-apain??? Duh Manda..gue gak rela lo diapa-apain Man. Biarpun lo oon tapi gue sayang lo Man, lo tuh temen gue yang baik Man, dan gue tau lo pernah naksir gue.. Duh.. mana si Manda matiin handphone lagi kalo di sekolah. Mana gue ada seleksi basket lagi pulang pas jam 2.30. Arghh.. Ada perasaan bersalah dan takut di dada Rasha, soalnya Rasha sering ngejek Manda, kalo gak bakal ada cowok yang mau ama Manda gara-gara dia oon. Waduh, jangan-jangan Manda kepengaruh omongan gue, dan gak suka ama cowok, tapi bisa-bisa dia suka sama….hiiiiii… Rasha gak berani ngebayangin.

Hampir jam pulang sekolah, Rasha cemas banget. Sebentar-sebentar ngeliat jam. Waktu kok lama banget ya, udah mau jam 2 lagi. Begitu bel bunyi, Rasha langsung melesat keluar kelas biarpun Pak Purba, guru sejarah masih ada didalam kelas. Di deket parkiran dia ketemu Doffi, anak angkatan bawah.
( “Hei Sha, buru-buru banget. Lo jadi ikut seleksi kan? Good luck ya, gua yakin lo bisa masuk tim nasional itu, nanti gua datang kok nyemangatin lo” kata Doffi, cewek yang naksir Rasha dari dulu.
( “Eh Doff, sorry gua lagi buru-buru” Rasha segera berlari menuju motornya lalu memacunya kencang menuju KFC deket sekolah Manda. Gue bakal nyelametin lo Man, kalo gue gak keburu ke seleksi tim basket inti, lo harus tanggung jawab. Biarpun lo cewek paling oon yang gue kenal, yang suka ngeselin soalnya kalo diajak ngomong gak nyambung, tapi gua gak mau lo kenapa-napa Man.
Setelah ngelewatin beberapa lampu merah, dan macet, 30 menit kemudian Rasha sampe di KFC deket sekolah Manda. Begitu sampai di parkiran KFC, Rasha langsung memarkirkan motornya dan lari kedalam. Dilihatnya Manda dan Rara yang berdandan cowok. Biarpun dandan kayak cowok tapi gue bisa ngenalin lo Ra, gue gak rela lo apa-apain temen gue. Rara emamg pake pakaian cowok, lengkap dengan topi dan kacamata coklat, mereka lagi ketawa-ketiwi mesra gitu. Nah bener kan gue bilang, pasangan sejenis itu pasti salah satunya dandan macho dan satu lagi feminin. Rasha langsung ngehampirin mereka berdua.
( “Eh Man, lo ikut gue sekarang” kata Rasha tanpa tedeng aling-aling.
( “Eh Rasha, ada apa?” tanya Rara, tapi dicuekin Rasha.
( “Udah deh, gue tau lo ada maksud ama Manda. Yuk Man, ikut gue, gue gak bakal biarin lo diapa-apain” Rasha nyeret Manda keluar.
( “Ighh.. apaan si lo Sha” Tapi Rasha gak ngelepasin tangannya sehingga mau gak mau Manda ngikutin Rasha. Lagian Manda gak ingin ribut didalem, malu diliatin orang. Sampe di parkiran Manda ngelepasin diri.
( “Lo apaan sih Sha?? Marah-marahin Rara gak jelas gitu” Manda teriak marah.
( “Eh Man, harusnya lo terima kasih ama gue, gue tuh barusan nyelametin lo dari Rara” kata Rasha gak mau kalah.
( “Nyelametin gue dari apa? Lo pikir Rara nyulik gue apa?”
( “Man .. Man, lo tuh gak ngerti, dia tuh ada maksud ama lo”
( “Emang, gue gak ngerti, apa maksud lo ngomong kayak gitu?” Manda semakin marah.
( “Man, lo tuh terlalu polos. Lo gak ngerti” Rasha semakin kesel karena niat baiknya gak dihargain.
( “Dari tadi lo ngomong gitu terus, emangnya Rara ada maskud apa ama gue?” Manda semakin gak sabar.
( “Man gini Man, sebelumnya gua minta maaf karena sering ngatain lo. Gua sering ngatain lo, kalo gak ada cowok yang mau sama lo soalnya lo terlalu oon. Itu gua bercanda Man, gue yakin pasti ada cowok yang suka sama lo” Rasha berhenti menarik nafas.
( “Maksud lo?”
( “Gue Man, gue tau lo suka ama gue, gue mau kok jadi cowok lo asal lo gak sama Rara. Lo kan normal Man, makanya gue gak mau lo terjerumus sama Rara,” Manda kaget denger pengakuan Rasha. Tapi ada hal lain yang bikin dia lebih kaget lagi.
( “Gue sama Rara?”
( “Iya, udah deh Man, gue tau, Rara pasti suka sama lo kan? Lo tuh emang oon, lo di beliin baju biar lo mau diapa-apain sama dia”
( “Hah? Diapain?”
( “Udahlah Man, lo gak usah pura-pura gak ngerti. Rara kemaren ngajak lo ke hotel kan? Pasti lo diapa-apain sama dia kan? Iya kan Man? Udah jangan malu, kasih tau gue aja. Gue tau kalo Rara tuh sukanya sama cewek, kan Rara bilang sendiri waktu di tempat lo-mie. Tapi lo gak boleh jadi kayak dia Man, lo cewek normal” Mata Manda membesar denger jawaban Rasha.
HUAHUAHHAHAHAHHAA…. Tiba-tiba Manda tertawa terbahak-bahak gak berenti.
Nah loh, kenapa lagi si Manda, jangan-jangan udah dipelet ama Rara.
( “Man.. Man, sadar Man, lo masih bisa berubah Man, asal lo percaya kalo lo tuh normal. Gue bisa bantu lo Man. Gue rela kok jadi cowok lo sampe lo bisa normal lagi”
HUAHUAHUAAHAHAHA…. Tawa Manda semakin gak bisa berhenti. Manda sampai terjongkok-jongkok diparkiran. Manda terus tertawa sampai keluar air mata. Rasha Cuma bengong aja ngeliat temennya kayak orang kesambet.
( “Rashaa. Rashaa..huahahah… gue emang oon Sha, tapi ternyata lo tuh jaoh lebih oon dari gue, huahahaha… Lagian, siapa juga yang suka sama lo?”
( “Ighh.. gue serius Man” Rasha gemas.
( “Dan gue jauh lebih serius dari lo Sha, lo denger ya. Rara itu bukan suka sesama jenis, dia normal kok, dia masih suka sama cowok. Kemarin gue ke hotel itu, hotel punya maminya Rara, gue diajakin renang disana, enak banget Sha, ada jacuzzi-nya”
( “Lho, bukannya dia… tapi kan dia bilang sendiri Man”
( “Sha.. Sha.. makanya jangan sok pinter, lo udah liat film terbaru Rara belum?” Rasha Cuma menggeleng.
( “Makanya, lo jangan sok pinter, belom nonton aja ngaku-ngaku udah, jadi gak nyambung kan omongan kita kemaren. Gini Sha, di film barunya itu, Rara perannya emang jadi cewek yang suka sejenis, alias ‘eL’ gitu dhe. Jadi waktu di tempat lo-mie itu dia Cuma bercandain filmnya”
( “Tapi..tapi Man, dandanan Rara, macho banget, biasanya kan kalo pasangan ‘eL’ yang satu macho yang satu feminin.. lagian Rara suka megang-megang lo gitu”
( “Sha, Rara itu kan artis, makanya dia nyamar pake pakean cowok biarin gak dikenalin fans-nya. Huaahahhahaa…sok pinter sih lo. Masalah pegang-pegang itu emang kebiasaan dia. ”
Gubrakkkkk !!!!! Rasha serasa kejatuhan batu satu ton.
( “Eh by the way Sha, lo bukannya seleksi tim basket inti jam 2, sekarang udah jam 3 lebih lho. Udah bubar kali seleksinya”
GUBRAKKKKK!!! Kali ini Rasha bener-bener pingsan, meninggalkan Manda yang tertawa geli dan Rara yang baru datang terbengong-bengong.x
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv

Thursday, October 23, 2008

Cerpen - Obrolan Titi dan Mang Pardi

Titi hampir tertidur padahal pak Goni, guru matematika lagi nyap nyap didepan kelas. Bersemangat sekali beliau nerangin rumus-rumus yang sama sekali gak masuk ke otak Titi.
"Titi !!" logat Sumatera kental mengagetkan Titi.
"Kamu tidur ya?!"
"Eh.. nggak kok Pak"
"Nggak apanya, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri" Ya iyalah, masa melihat pake mata kepala orang lain, gimana caranya? pikir Titi dalam hati.
"Nggak tidur kok pak, saya cuma lagi mikirin jawaban soal nomor lima" kata Titi melengos.
"Nomor lima nenek kamu, soalnya kan cuma sampai nomor tiga. Sudah sana keluar, kamu saya skors dari pelajaran saya dua kali pertemuan"Horeeeee.... Titi bersorak dalam hati, gimana kalau diskors selama-lamanya aja pak? pikir Titi sambil berjalan keluar kelas langsung menuju kantin.
"Es jeruk donk, sama mie ayam ya bu"kata Titi menghampiri ibu kantin.
"Eh neng Titi, kok gak masuk kelas, bolos ya?"kata mang Pardi penjual minuman sambil cengengesan minta di cium panci.
"Enak aja, ini privilege buat gue tau, yang laen belajar, gue santai-santai"kata Titi mendaratkan pantatnya di kursi kayu panjang.
"Eh naon eta pripi... pripi..?"
"Ih, gitu aja ga ngerti"kata Titi dongkol.
"Yaa jangan gitu donk non Titi, kan mamang gak pernah sekolah. Boro-boro ngerti bahasa gituan, make bahasa Indonesia yang baik dan bener aja mamang ga bisa"
"Tapi masa gitu aja ga bisa sih mang?"
"Yah, kalau mamang bisa mah, mamamg gak mungkin jualan minuman kaya gini atuh neng. Pan mamang juga punya cita-cita pengen jadi pengusaha minuman. Tapi yah gimana, gak ada modal dan kemampuan. Jadi cuma bisa jualan minuman disekolah"kata-kata Mang Pardi membuat Titi terenyuh. Kasihan juga nasib orang-orang seperti Mang Pardi ini, datang jauh-jauh dari kampung di Jawa Barat. Harus mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.
"Mamang mau sekolahin anak mamang juga gak sanggup neng, padahal si Ujang anak mamang paling gede jago tah matematikanya. Pas ada lomba matematika antar daerah dia juara satu"
"Wah hebat banget Mang, sekarang kelas berapa si Ujang?"mau gak mau Titi merasa kagum sama perjuangan Mang Pardi.
"Harusnya sih kelas 2 SMU neng, tapi sekarang udah berenti neng, gak ada biaya"kata mang Pardi sambil tertunduk lesu. Aduh, Titi jadi gak tega ngeliat mang Pardi.
"Padahal si Ujang senang sekali belajar neng" mata mang Pardi memerah. Titi jadi merasa tidak enak. Ia teringat lagi alasannya berada dikantin ini, gara ketiduran dipelajaran matematika. Padahal si Ujang anak mang Pardi mau sekolah saja gak ada biaya, sekarang Titi yang sudah dibiayai sekolah, dengan uang jajan yang cukup juga, malah jadi malas-malasan. Titi sekarang merasa seperti tidak menghargai apa yang sudah diberikan Tuhan kepadanya. Keadaan yang serba berkecukupan membuatnya terlena. Ah mengetahui nasib si Ujang, Titi merasa seperti ditampar, diingatkan kalau masih banyak saudara-saudara kita yang tidak mampu. Boro-boro makan bangku sekolah, makan nasi dan lauknya jauh lebih murah dan lebih gampang dimakan daripada bangku sekolah aja mereka kadang gak sanggup. Duh, Titi merasa bersalah, ingin rasanya ia melakukan sesuatu. TRING!! Tiba-tiba muncul lampu di otaknya, sehingga pikirannya menjadi terang, ia punya ide bagus! Ia pun langsung menghubungi mamanya via ponsel.
@#$%^&*(%^&
"Mang Pardi..."Kata Titi dengan sumingrah setelah mematikan HP nya.
"Iya neng?"
"Mang, si Ujang mau gak ya disuruh ngelesin Titi matematika. Titi sudah bilang sama mama, mama bilang boleh. Kan lumayan mang, Ujang bisa dapat uang, bisa sekolah lagi"
"Wah... neng, beneran nih neng? si Ujang pasti mau sekali. Sekarang dia cuma bantu-bantu ibunya jual gorengan" kata Mang Pardi girang.
"Beneran Mang, Titi kan jeblok banget matematikanya. Ini aja saya ke kantin gara-gara di skors sama Pak Goni. Titi ketiduran di kelas tadi" gantian Titi yang cengengesan pengen dicium bradpitt.
"Wah makasih banget non, Ujang pasti senang sekali. Mungkin nanti Ujang bisa sekolah lagi ya neng?"
"Pasti mang Pardi, Ujang pasti bisa sekolah lagi. Nanti Titi tawarin teman-teman Titi siapa tau ada yang mau ikut les juga. Wah Titi juga sekarang jadi bersemangat belajar nih"
"Iya, neng Titi juga harus rajin, kasihan orangtua yang sudah membiayai" Titi mengangguk pasti. Ia bertekad dalam hati, mulai sekarang ia akan rajin belajar. Ia tidak akan mensia-siakan apa yang orangtuanya sudah berikan. Terlebih, ia tidak ada mensia-siakan talenta yang Tuhan berikan terhadapnya. Terima kasih Tuhan, terima kasih mang Pardi dan Ujang! ^^
nina^^

Wednesday, October 22, 2008

Cerpen - Ika

Ika merenung kala dilihatnya photo anak-anak gank nya. Ada Andi disitu. Andi yang entah mengapa kini menghilang, sudah lama ia tidak melihatnya lagi. Bila Andi menghindar dari Ika itu adalah hal yang wajar, pikir Ika, karena teman-teman mereka yang sengaja menjodoh-jodohnya Ika dan Andi. Kelihatannya Andi biasa-biasa saja pada Ika, dan Ika pun merasa demikian, tidak ada perasaan sedikitpun pada Andi. Teman ya teman.
Namun sejak Andi menghilang ada perasaan aneh di hati Ika. Ika penasaran kemana Andi pergi, ia tidak pernah bergabung lagi dengan mereka. Ika ingin menanyakan pada teman-temannya, tapi nanti pasti langsung digosipkan. Bertanya langsung pada Andi? tentu saja Ika tidak berani.
Jadi biarlah masalah Andi mengendap kembali seperti sedia kala. Tapi tidak, semakin lama didiamkan Ika semakin penasaran. Tapi Ika tidak tau kemana harus mencari Andi?
Hingga suatu hari, Ika bertemu lagi dengan Andi dan teman-teman mereka. Kali ini sudah tidak ada gosip antara Ika dan Andi, karena sudah terlalu lama Andi menghilang. Sepertinya semua teman-teman Ika tau kemana Andi menghilang selama ini, karenanya ketika Andi muncul kembali mereka tidak heran. Beda dengan Ika yang kaget ketika Andi tiba-tiba muncul. Endapan dalam hatinya terasa ingin keluar tapi Ika tahan. Bahkan demi gengsi Ika hanya berbasa-basi dengan Andi. Tak ada obrolan lebih lanjut, bahkan Ika tak menanyakan kemana saja Andi selama ini. Ika tidak mau tau, gengsi bertanya. Ika tidak mau Andi berpikir kalau Ika menyukai Andi karena pada kenyataannya memang tidak.
Benarkah tidak ada perasaan? Ah Ika tidak bisa memungkiri kalau ada perasaan lain di hatinya terhadap Andi. Perasaan yang membuat Ika ingin berharap namun tak berani. Membuat Ika ingin membayangkan namun juga tak berani. Ika tak ingin suka pada Andi, karena Andi pun biasa-biasa saja terhadap Ika. Ika takut sakit hati jika tau-tau Andi punya pacar. Jadi jangan sampai perasaan itu berkembang. Jangan.
Kini Andi lebih sering muncul bergabung dengan Ika dan teman-teman, namun mereka berdua masih menjaga jarak. Tak ada yang mendekat, tak ada yang bertanya tentang satu sama lain. Sampai suatu hari Andi mengajak Ika pergi makan.
"Siapa aja yang ikut?"tanya Ika, jarang-jarang Andi telepon.
"Aku, sama kamu"
"Terus anak-anak yang lain?"
"Er.. aku sama kamu dulu, boleh kan?"
"Emh.. boleh"Ika tak berani bertanya ada apa Andi mengajaknya makan berdua, takut disangka ke GRan. Jadi dia meng-iyakan saja ajakan Andi, karena toh sebenarnya dia juga penasaran. Jangan-jangan.....
Ika agak kikuk ketika bertemu Andi berdua, biasanya mereka jarang mengobrol, biasanya ada anak-anak lain yang mengalihkan perhatian. Sekarang hanya mereka berdua, mau gak mau Ika dan Andi harus mencari bahan omongan. Andi terlihat kaku, Ika jadi serba salah.
Malam itu Andi mengajak Ika ke The Peak. Sebuah cafe dikawasan lembang dimana mereka bisa melihat bintang langsung karena sekeliling bangunan cafe itu terbuat dari kaca. Dan malam itu memang begitu indah, bulan bersinar dalam bulatannya yang nyaris sempurna, ratusan bintang terlihat berkedip dan berwarna warni.
Romantis, tapi Ika masih bingung.
Akhirnya mereka memesan steak untuk makan malam. Andi terlihat mencari-cari bahan pembicaraan. Tampak peluh membanjiri dahinya, padahal hari itu cuaca dingin dan Andi tidak makan yang pedas-pedas. Andi hampir tidak menyentuh makanannya sama sekali. Ia menahan seperti menahan sesuatu.
" Sakit perut Ndi?" tanya Ika sambil mengiris steaknya.
"Eh nggak Ka, hum.. gini Ka.."jeda satu menit terjadi. Andi memandang Ika sekali-sekali, lalu langsung memalingkan wajah ketika dirasa mata Ika melihat tepat ke arahnya.
Ika menyuapkan irisan steak ke dalam mulutnya, lalu Andi pun mulai berbicara.
"Ka, mau gak jadi cewek ku?"
Uhukk uhukk... irisan daging tersangkut di tenggorokan Ika.
"Aduh.. Ka, minum dulu Ka.."
Uhuk uhukkk.. glek glek. Ika meminum jus jeruknya. Terlihat matanya berkaca-kaca, bukan karena terharu tapi karena keselek.
"Sorry Ka.. aku bikin kaget ya"kata Andi nyengir.
"Gak papa Ndi. Emang kamu serius?"
"Iya Ka, udah dari dulu aku suka sama kamu. Cuma aku sempet ragu" Ya, aku tau Ndi, karena aku emang cewek yang dibawah rata-rata dari segi penampilan, manis tidak, cantik boro-boro.
"Tapi setelah aku berpikir, akhirnya aku putusin untuk ngomong sama kamu Ka"
"Oo.. "kata Ika sambil bengong, pikirannya tiba-tiba penuh. Ika gak tau harus seneng atau gimana. Ika memang suka, tapi apa cukup suka saja untuk memulai suatu hubungan?
Ika tidak merasa mengenal Andi dengan baik, karena Andi tidak pernah pedekate sama Ika. Ika tau selama ini Ika suka Andi karena apa yang dilihat dari luar saja, tapi bagaimana Andi sesungguhnya Ika benar-benar tidak tau.
Lagipula, tingkah laku Andi yang selalu menghindar dari Ika selama ini, membuat rasa suka Ika hilang. Berganti dengan ketidak pedulian dan tidak mau tau terhadap Andi.
Mungkin mereka berdua sama-sama gengsi, pikir Ika. Andi lebih gengsi, Ika hanya takut sakit hati.
"Ika..."
"Ya?"
"Bagaimana, apakah Ika ada rasa terhadap ku?"
"Ah ya.. ada, tapi sudah hilang ketika Andi selalu tidak peduli padaku. Andi selalu menghindariku, tidak seperti kepada teman-teman yang lain. Ika tidak peduli apakah itu karena kamu memiliku perasaan terhadapku. Namun kalau Ika lihat dari sikapmu, seperti nya Andi malu kalau kita digosipkan"
"Yah.. "Andi tak bisa mengelak, dulu memang ia malu dijodoh-jodohkan dengan Ika, karena Ika memang tidak cantik, tidak manis, bahkan kurang dari biasa-biasa saja. Namun entah kapan rasa itu mulai menghinggapi Andi. Dan semakin Andi mencoba menghindari Ika, bahkan dengan menghilang beberapa lama, Andi malah tersiksa, kangen sama Ika. Karena itu akhirnya Andi kembali bergabung dengan teman-teman, dimana ada Ika disana. Namun tetap malu untuk memberi perhatian terhadap Ika di depan teman-temannya. Sampai akhirnya Andi menyerah, ia suka Ika, Ika yang baik dan sabar, Ika yang lucu, tidak peduli bagaimana penampilan Ika, kepribadian Ika jauh lebih baik daripada sekedar penampilan.
"Maaf Ndi, Ika tidak bisa. Ika sudah membuang perasaan rasa suka Ika jauh-jauh saat kamu menghindari Ika"
Andi hanya terdiam, tak menduga bahwa cintanya akan ditolak. Cintanya ditolak ketika dirasanya ia sudah cinta mati pada Ika. Terlebih Ika ternyata pernah suka padanya, namun sikapnya pulalah yang membuat Ika juga membuang perasaannya.
Ah...
*nina^^

Monday, October 20, 2008

Senja kala itu..

Geliat senja merah merona, menyongsong gelap yang mulai berkuasa. Gelegar petir memekakkan telinga, bertanda langit sebentar lagi akan menangis. Ningsih, sang gadis kecil terduduk sendiri di pinggiran trotoar ibukota yang ramai. Tak menghiraukan ratusan kendaraan yang berlalu lalang dihadapannya. Dipeluknya keranjang dagangannya yang masih penuh. Tak ada peluh, hari ini sudah terlalu sore untuk berpeluh. Ia mengkhawatirnya ibunya yang sedang sakit dirumah, namun lebih khawatir lagi karena ia harus pulang ke rumah tanpa membawa uang. Padahal ibunya butuh obat, setidaknya harus makan yang banyak. Tapi dengan uang hanya Rp.1000 yang didapat dari menjual asongan, sekarang tidak bisa membeli apa-apa. Paling hanya membeli gorengan 4 biji, yang pasti akan menambah parah batuk ibunya, batuk yang selalu mengeluarkan darah. Orang bilang TBC. Tapi Ningsih tak mengerti apa itu TBC?
Ningsih bangkit lagi, berjalan terseok mendekati mobil-mobil yang berhenti di lampu merah dan mulai menawarkan dagangannya. Ia berjalan dari mobil ke mobil, tapi tak ada yang membeli. Bahkan ketika melihatnya orang-orang dalam mobil langsung mengibaskan tangannya dan memalingkan wajah ke arah lain.
Tiba-tiba titik hujan deras menghantam bumi, Ningsih terdiam dengan baju yang seketika basah kuyup. Ia memeluk tubuhnya sendiri berusaha mencari kehangatan. Tak pelak ia menggigil dengan gigi gemeletuk. Dirapatkannya plastik transparan yang sudah menguning diatas barang dagangannya. Ningsih menoleh ketika seseorang di mobil belakang membunyikan klakson. Seorang wanita membukakan kaca jendela dan melambai ke arah Ningsih. Ningsih pun mendekat, hatinya seketika menghangat, berharap ia mendapat uang segera. Tak dipedulikan tubuh ringkihnya yang kiat bergetar, ia mendatangi mobil itu sambil tertawa.
"Ya mbak, beli mbak"kata Ningsih menyingkap sedikit barang dagangannya agar sang wanita bisa melihat isinya.
"Semua berapa?" tanya wanita itu tanpa sedikitpun melirik pada isi dagangan Ningsih. Tapi matanya menghujam menatap Ningsih dalam-dalam.
"Yang mana mbak?"
"Semua, ayo cepat sebelum lampu hijau kembali" katanya dengan angkuh membuat Ningsih kebingungan. Semua?
"Semua, maksudnya semua daganganku gitu?"Ningsih bertanya ragu.
"Iya, tiga ratus ribu cukup?"kata sang wanita sambil mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari dompetnya.
"Wah, itu mungkin terlalu banyak mbak, daganganku cuma tiga puluh ribu saja"kata Ningsih polos.
"Ah kamu ini, aku ini kasihan sama kamu kedinginan begitu. Sudah bawa saja uangnya, lain kali jangan berjualan kala hujan, nanti sakit. Biaya doktermu lebih mahal daripada hasil daganganmu"
Ningsih menerima uang itu dan menyodorkan barang dagangannya.
"Ini mbak.."
"Apa ini, sudah ambil saja, aku tidak butuh barang-barang itu"kata wanita itu.
"Tapi mbak, kan mbak sudah beli.. "
"Sudah ah, nih ambil"wanita itu menyodorkan sebuah payung pada Ningsih.
"Tapi..."belum sempat Ningsih menyelesaikan kata-katanya, sesorang berteriak memanggil namanya keras-keras. Ningsih spontan berbalik dengan kedua tangan masih mengangsurkan barang dagangannya.
"Ada apa Kang Mardi"kata Ningsih begitu melihat siapa yang memanggilnya.
"Ibumu Ning... ibumu meninggal Ning"kata Kang Mardi dengan napas satu dua.
"Hah.. ibuuuuuuuu"Ningsih berlari menembus hujan, meninggalkan semua barang dagangan bahkan uang tiga ratus ribu yang masih digenggamnya ia lepaskan. Ia berlari membuta, kang Mardi ikut berlari mengejarnya.

Wanita dalam mobil itu terdiam melihat barang dagangan dan uang yang berserakan. Perlahan ia menutup kaca jendelanya. Payung biru masih ada dalam genggamannya. Ia memandang lurus kedepan dan mulai merayap kembali dalam kemacetan bersama pekatnya malam.
Ibu.. ibu.. suara gadis kecil pedagang asongan itu terngiang dikepalanya. Gadis yang begitu miskin, ibunya mungkin tak mampu memberikan nafkah baginya. Tapi mengapa gadis itu begitu menyayangi ibunya? Wanita itu meraih HP nya dan membaca SMS yang ia terima seminggu lalu dari HP suaminya. SMS yang tak dibalas, namun juga tak dihapus.

"Ria ini ibu. ibu kangen. Kamu dimana? Ibu kangen nak" tiba-tiba terasa panas terasa di matanya. Ia berusaha tak mengerjapkan matanya, agar air mata itu tak terjatuh. Ria tak ingin menangis untuk seseorang yang pernah membesarkannya dalam kemewahan, memberinya semua kebutuhan, memberi apa yang Ria selalu inginkan. Namun akhirnya Ria terenggut dari semua kemewahannya. Ia ditinggalkan untuk seorang pria lain, dengan membawa seluruh harga keluarganya. Membiarkan Ria hidup dengan seorang ayah yang akhirnya mabuk-mabukan karena seluruh harta terkuras. Sejak itu Ria hidup sendiri, berjuang sendiri, dan bertekad membenci seseorang yang pernah ia panggil "Ibu".

Ria kecil selalu mengaku tak punya ibu ketika ada orang bertanya. Ria kecil tumbuh dengan segala kepahitan dalam hidupnya. Tapi ia berhasil membangun keluarganya sendiri, keluarga impiannya. Ria dan Darmawan merupakan pasangan yang serasi, apalagi ditambah dengan kehadiran si kecil dalam kandungan Ria sekarang.

Kehidupan Ria yang tenang tiba-tiba terusik sebulan yang lalu, sejak seorang perempuan tua yang pernah dikenalnya, bahkan sangat dikenalnya datang kerumah. Ria sudah ingin mengusirnya jika saja tidak dilarang mas Darmawan. Akhirnya dengan segala emosi Ria dan Darmawan mendengarkan wanita ini bercerita bahwa kehidupannya tidak seperti yang Ria bayangkan, sejak ia pergi meninggalkan Ria dan keluarga bersama pria lain, pria itu ternyata hanya ingin harta saja. Hanya dalam waktu 2 bulan pria itu meninggalkannya dan entah kemana. Sejak itu ia harus bekerja mati-matian untuk hidup sehari demi sehari, tidur di mana saja ia bisa membaringkan tubuhnya. Perasaan bersalah membuncah pada keluarga yang pernah ia tinggalkan, namun merasa tak layak untuk kembali. Perasaan Ria beku, apalagi ketika wanita tua itu menerima uang dari mas Darmawan. Rasanya ia ingin berontak, namun ia hanya kembali ke kamarnya tanpa sepatah katapun ia ucapkan.

Hari demi hari berlalu, ia tak pernah menyinggung tentang wanita itu, ibunya. Mas Darmawan kena maki saat memulai pembicaraan tentang wanita tua itu. Pengertian-pengertian mas Darmawan membuat Ria merasa terpojok, akhirnya Ria memilih pulang ke rumah eyang untuk sementara. Dan disinilah ia kini, sudah seminggu lebih lamanya. Mas Darmawan sendiri setiap dua hari sekali menjenguknya karena tak terlalu jauh. Tiba-tiba hari tenangnya terusik lagi oleh SMS itu. Ibu kangen? mengapa baru sekarang?

Bunyi klakson menyadarkannya dari lamunan. Pikirannya kembali ke masa yang baru saja dilalui, gadis kecil itu bahkan berjuang untuk dirinya sendiri. Apakah ia pernah mengeluh karena ibunya tidak pernah memberinya apa-apa? Gadis itu masih seumurnya ketika ibu meninggalkannya. Tapi kini ibu kembali, dan aku tak menerimanya lagi. Ia kembali, ia pernah meninggalkanku dan kini kembali lagi. Aku punya ibu lagi. Pikiran Ria tiba-tiba penuh, dadanya terasa sesak dan hangat. Air mata tak bisa lagi terbendung, diraihnya HP nya, ditekannya nomor suaminya.

"Ria..."
"Mas.. mas, ibu dimana?" tanya Ria terburu.
"Ada di rumah sayang, mas suruh dia menginap dulu beberapa hari disini. Tapi beliau besok mau pergi, ia merasa bersalah membuat kamu pergi dari rumah. Bagaimanapun ia ibumu Ria"
"Mas.. mas tolong jangan biarkan ibu pergi, aku mau pulang sekarang juga mas. Aku ingin ketemu ibu, aku punya ibu"kata Ria, air matanya tak terhenti lagi.
"Sayang.. sayang, kamu tidak apa-apa? kamu dimana? Aku dan ibu jemput kamu ya?"
"Iya.. iya bawa ibu mas, aku sebentar lagi sampai dirumah eyang, mas bawa ibu kemari ya"
"Iya sayang, aku kesana sekarang ya"

Ria mengusap pipinya yang basah, ia punya ibu. Ia kini menyadari bahwa ia masih punya ibu, ibu masih kembali untuknya. Bagaimana dengan gadis pedagang asongan tadi, pikir Ria dengan sesak. Ibunya tak akan pernah kembali.

Terima kasih gadis kecil, sudah menyadarkanku. Semoga Tuhan selalu melindungimu.

ooOoo

Nina (20.10.08)