Friday, March 9, 2012

Hanya hatiku (dan kamu)

Kamu, masih kamu dan bayanganmu yang selalu muncul di pikirianku. Bahkan setelah semua berlalu 3 tahun yang lalu. Dan sekarang aku harus bagaimana? bisakan kau memberitahuku?

Aku pernah hancur namun kini hatiku tegar bagai baja. Tapi sedikit saja kau menyentuhnya, baja itu akan hancur berkeping-keping. Namun aku tak peduli, sentuh saja, biarkan baja itu hancur berkali-kali dan aku akan terus siap untuk membangunnya kembali.

Tara tersenyum saat pikirannya melayang pada Andi. Lagi-lagi Andi, namun memang hanya nama dan wajah itu yang selalu muncul dalam pikirannya. Pria yang 3 tahun lalu pernah memenuhi hari-harinya, membuatnya selalu bahagia. Bahkan sampai setelah dia pergi, Tara masih bahagia bila memikirkannya. Bahagia dalam kesedihannya.

"Tara.. " suara tegas menghentikan lamunan Tara. Tara tergagap mengingat dengan siapa ia berada sekarang.

"Ya.. ya? sorry" Tara tersenyum kepada pria didepannya.

"Kok melamun?" pria didepannya tersenyum lembut, tanganya perlahan menggenggam tangan Tara. Tanpa sadar Tara menarik tangannya menghindar.

"Umh.. sorry.. aku ke toilet sebentar ya" Tara berdiri meninggalkan pria itu, dengan langkah cepat menghampiri toilet.

Tara memandang wajahnya dikaca toilet, resah. Ia tak tau harus bagaimana, waktu yang diberikan kepadanya sudah habis, dan hari ini ia harus menjawab pernyataan pria tersebut untuk menjadi kekasihnya.

Tapi tidak, Tara bahkan tak mampu memikirkannya. Memikirkan ia bersama pria lain, sementara benaknya terus berkelana dengan Andi.

Tara terdiam, dikeluarkannya HP nya, ia mencari sebuah nama dan menekannya.

"Halo.. " suara wanita diujung sana terdengar mengantuk. Baja di hati Tara kembali hancur berkeping-keping. Tara tertunduk dan menangis, bahunya yang mungil bergerak naik turun. Lalu ia berlari meninggalkan restaurant itu. Memacu mobilnya ke apartemennya. Tempat dimana ia bisa menangis dengan bebas.

Tangisnya sudah berhenti, Tara termangu. Hp nya berkedip-kedip, nama pria yang ditinggalkannya di restaurant terlihat. Tidak, Tara berharap seseorang yang lain yang mencarinya, bukan pria ini.

HP nya berkedip lagi masih dengan nama yang sama. Tak tahan ia pun mengangkatnya.

"Tolong jangan ganggu aku.. "

"Tapi, Tara kamu kenapa?"

"Please.."

"Baiklah.. tolong hubungi aku kalau kamu.. "

Tara memutuskan sambungan sebelum pria itu menyelesaikan kalimatnya.

Tiba-tiba HP nya berkedip, dengan nama yang diharapkannya tertera disitu, Andi. Tara tersenyum.. ia menghentikan tangisnya. Menjernihkan tenggorokannya. Lalu perlahan menerima sambungan itu.

"Halo.." jawab Tara perlahan.

"Halo Tara, tadi kamu telepon?"

"Iya.. sorry ganggu"

"Nggak donk... kamu lagi ngapain? tadi adikku perempuanku yang mengangkat telepon"

Tara tersenyum mendengarnya, hatinya pun ikut tersenyum, ia bahagia ditengah baja hati yang berserakan.

Pembicaraan berlangsung singkat karena Andi sedang sibuk, namun pembicaraan singkat itu mampu membuat Tara berbunga-bunga. Ia bahagia.

Tara tau, Andi tidak akan berpaling kembali kepadanya. Tara menyadari kalau mungkin saat ini Andi sudah punya kekasih. Tara tidak peduli, dan ia tak ingin tau. Tara takut hatinya hancur. Tara tau Andi selalu menjaga perasaanya, tidak pernah memberitahunya kalau dia sudah punya seseorang lain ataupun belum. Tara tau Andi merasakan cinta Tara kepadanya.

Biarlah, mencintainmu membuatku bahagia..

ooOoo

Di tempat lain Andi segera mematikan teleponnya ketika kekasihnya menghampirinya. Dalam hatinya terbersit sedikit kesedihan. Mengingat Tara mantan kekasihnya, yang sampai sekarang Andi tau kalau Tara masih mengharapkannya. Andi sadar, bahwa ia tidak pernah dicintai sebesar cinta Tara kepadanya. Tapi masa lalu adalah masa lalu buat Andi. Dan ia menikmati hubungan dengan kekasihnya sekarang. Namun ia tetap sadar, Tara selalu ada mencintainya...

Tara.. disudut hatiku, dimana terdapat kesedihan dan kebahagiaan terdalamku.. disanalah kamu berada...

*singapore, 19 January 2010*
h

No comments:

Post a Comment