Yogyakarta, 12 Febuari 2005 21.30 pm
saat terindah saat bersamamu
"Sandra, kau masih ingat ketika pertama kali kita bertemu?" tanya Kris sambil memandang lekat mataku Aku hanya tersenyum.
"Kau begitu galak saat itu" Mata Kris terlihat tersenyum.
"Masa sih?"Tak urung aku membalas senyuman itu. Sungguh, aku ingin menyentuhmu Kris.
"Iya, apalagi kau sempat marah-marah, masa kamu tidak ingat?" Aku tak ingin mengingat masa itu. Kejadian memalukan yang menyebabkan aku marah-marah kepada Kris.
"Iya, apalagi kau sempat marah-marah, masa kamu tidak ingat?" Aku tak ingin mengingat masa itu. Kejadian memalukan yang menyebabkan aku marah-marah kepada Kris.
begitu lelapnya aku pun terbuai
"Besok aku pergi Kris"Aku menahan pedih dalam hati. Betapa aku tidak ingin meninggalkan tempat ini, meninggalkan Kris. Pertemuan yang begitu singkat serasa mimpi yang harus berakhir. Aku menahan tangisku didalam hati.
"Tak apa-apa Sandra, kita bisa bertemu lagi di Jakarta kan?"Kris menghapus tetes bening yang jatuh ketika aku mengerjapkan mataku.
"Kota ini membuatku jatuh cinta Kris" Dan juga kau Kris, waktu yang kita habiskan di kota kecil ini denganmu membuatku jatuh cinta padamu, membuatku tak ingin keluar dari sini. Andai kita bisa menghabiskan waktu kita berdua disini Kris, tentu semua sangat menyenangkan. Aku pasti bahagia sekali.
"Aku juga jatuh cinta pada kota ini" Kris memelukku erat dari belakang, mencium rambutku.
Apa kau jatuh cinta padaku juga Kris? Apa maksudmu memperlakukan ku begini? Aku tak sanggup bertanya, aku hanya ingin menikmati malam ini denganmu Kris.
"Apa kita bisa bertemu lagi Kris?" tanyaku berharap.
sebenarnya aku tlah berharap
"Tentu saja, aku akan datang ketempatmu" Kris menundukan kepalanya, menyentuh bibirku dengan bibirnya. lembut, perlahan..
kukan memiliki dirimu selamanya
Bandara Yogyakarta, 13 Febuari 08.35 am
"Aku harus pergi Kris.." Kris memelukku erat. kulihat juga setetes bening disudut matanya. ia memandangku seakan tak ingin melepaskanku pergi. Aku bertanya-tanya, apakah ini pertemuan kita yang terakhir? apakah janjimu untuk mengunjungiku akan kau tepati? apakah ada harapan untuk kita selalu bersama Kris? Satu hal yang aku ragukan, apakah kau mencintaiku Kris? dan berharap mempunyai masa depan denganku?
segenap hatiku luluh lantak
mengiringi dukaku
yang kehilangan dirimu
Pesawatku baru saja meninggalkan landasan, meninggalkan kota ini dan juga Kris. Mataku panas, wajahku panas menahan emosi. dan hatiku terasa lebih sakit lagi. ingin rasanya aku teriak, memanggil namamu agar kamu berada disisiku saat ini Kris.
sungguh ku tak mampu tuk meredam
kepedihan hatiku
untuk merelakan kepergianmuAku harap kita bisa bertemu lagi Kris, aku tak berani berharap banyak. tapi apa lagi yang bisa kuharapkan? aku meninggalkan hatiku padamu Kris..
Jakarta, 20 March 2005. 10.15 am
Aku tak sabar, aku berdandan hari ini, setelah sebulan lebih penantian, akhirnya kita bisa bertemu lagi Kris.
Sebulan ini perasaanku sangat tidak menentu. ingin menghilangkan dirimu dari ingatanku. pertemuan kita yang hanya sebentar, menikmati kota Yogyakarta bersama-sama turis di Yogyakarta.Perkenalan yang tidak disengaja karena kau menabrakku di jalanan di Malioboro. Saat itu aku memaki-maki kamu karena hatiku sedang kesal ditambah cuaca yang sangat panas. Tapi kamu mengucap maaf sambil tersenyum. senyummu yang tak pernah mampu hilang dari ingatanku bahkan sampai saat ini. Aku masih ingat harummu, masih ingat genggaman tanganmu saat kita bersama-sama pergi ke borobudur, masih ingat lekat bibirmu malam hari sebelum kita berpisah, dan pelukan perpisahanmu di bandara
ingin ku yakini cinta tak kan berakhir
namun takdir menuliskan kita harus berakhir
Jakarta, 21 March. 07.45 am
Tiba-tiba aku terbangun. Sinar matahari tampak memaksa masuk melalui celah tirai hotel. Kulihat tubuh Kris disebelahku, aku tersenyum menatapnya. Kucium lembut pipinya, ia masih terlelap. Aku menarik selimut menutup tubuhnya. aku segera beranjak dari kasur, ingin cepat membasuh diriku yang terasa lengket. Aku membiarkan air hangat mengalir lembut dari atasku. aku tersenyum mengingat sentuhannya, pelukannya, ciumannya. Aku merasa sudah menemukan seseorang yang akan bersamaku selamanya.
Tiba-tiba aku terbangun. Sinar matahari tampak memaksa masuk melalui celah tirai hotel. Kulihat tubuh Kris disebelahku, aku tersenyum menatapnya. Kucium lembut pipinya, ia masih terlelap. Aku menarik selimut menutup tubuhnya. aku segera beranjak dari kasur, ingin cepat membasuh diriku yang terasa lengket. Aku membiarkan air hangat mengalir lembut dari atasku. aku tersenyum mengingat sentuhannya, pelukannya, ciumannya. Aku merasa sudah menemukan seseorang yang akan bersamaku selamanya.
Jakarta, 22 March 2005. 23.15pm di loby hotel
segenap hatiku luluh lantak
mengiringi dukaku
yang kehilangan dirimu
Aku hanya ingin terdiam, aku tak ingin terisak seperti ini. dan mengapa kau juga menangis Kris?? Mengapa??
"Maafkan aku Sandra"Kris terisak juga. dapat kulihat tetes bening disudut matanya, tapi sekarang apa artinya semuanya?
"Sandra, maafkan aku"Aku sudah tak bisa menjawab Kris, aku sudah tak sanggup bicara, bahkan untuk bertanya alasannya pun aku tak bisa.
"Mengapa baru sekarang kau katakan padaku?" aku memaksakan diri bertanya disela sela isak tangis yang tak dapat kubendung lagi, bahuku bergerak naik turun.
"Aku baru memikirkannya tadi malam San, kau tau, ini juga berat bagiku. Aku sayang padamu San"
"Lantas, mengapa kau tidak ingin menikah denganku?"
"Bukan tidak ingin menikah denganku, tapi aku memang tidak ingin menikah. aku ingin selalu bebas sendiri"
Egois, kataku dalam hati. aku tentu tau alasanmu Kris. Kau hanya tidak ingin menikah denganku. kau hanya ingin mencumbuku dan meninggalkanku setelah merasa puas.
"Lantas mengapa kau melakukannya denganku?" pertanyaan terakhir yang aku sendiri tak ingin dengar jawabannya.
"Itu, aku... maafkan aku San. Tapi aku bertanya dulu padamu. Tapi memang aku yang salah San, maafkan aku"Kris merengkuh tubuhku ke dalam tubuhnya. tak kurasakan hangat tubuhmu, tak kurasakan lagi keinginan untuk memelukmu. Kujauhkan diriku dari tubuhmu.
"Sudahlah, aku pergi Kris" aku mengambil tas tanganku lalu berbalik tak ingin melihat wajahnya lagi.
"San.. Sandra.."Kris mengejarku, memengang pergelangan tanganku, tapi aku tau hatimu tak akan berubah Kris. Kau hanya memanfaatkanku dan kini merasa bersalah.
"Sudahlah Kris, keputusanmu tetap tak bisa berubah kan?" aku melepaskan genggamannya, melangkah pergi keluar. hujan yang deras menyambutku, seakan mengiringi seluruh kepedihanku, menyelimuti air mataku.
Aku benci kamu Kris, aku benci sentuhanmu, pelukanmu, senyum hangatmu, aku benci semuanya Kris.Aku menyesal mengenalmu. Aku tak akan pernah memaafkanmu
Aku benci kamu.. Sangat benci kamu..
sungguh ku tak mampu tuk meredam kepedihan hatiku
untuk merelakan kepergianmu..
*singapore, 6 feb 2008*
Songs :
* Luluh - by Samsons
I guess love really makes one's life changes from joy to worries..
ReplyDeleteIndeed a long post/entry, however is very interesting. Kind regards from West Africa.